Mbay, Vox NTT- Beberapa hari belakangan ini, video seorang ibu hamil nekad menyebrangi banjir kali Aesesa, Kabupaten Nagekeo viral di media sosial (medsos) facebook.
Ibu hamil tersebut nekad menerobos banjir yang tampak begitu besar. Ia dikabarkan berangkat dari Desa Alorawe, Kecamatan Boawae.
Selang beberapa hari sejak viralnya video tersebut, Ketua PKK Kabupaten Nagekeo Ny. Eduarda Yayik Pawitra Gati dan Wakil Ketua, Ny. C.S.A. Yanu Astuti langsung datang bertemu orangnya.
Baca Juga: Hati Warga Alorawe Terkoyak
Kabar perempuan yang berusaha menyelamatkanbayi dalam kandungan tersebut menggugah naluri keibuan keduanya.
Ibu yang heroik tersebut kemudian diketahui bernama Yasinta Wea.
Setelah melacak keberadaannya, Jumat (15/2/2019) pagi, Ibu Bupati dan Ibu Wakil Bupati Nagekeo tersebut bergegas menuju Puskesmas Boawae.
Tak lupa mampir sebentar di Pasar Boawae untuk membeli beberapa keperluan untuk Ibu Yasinta Wea.
“Dia terlihat ceria sekali dan tengah dalam masa-masa akhir jelang kelahiran bayinya,” kata Ny. Eduarda menceritakan respon dan keadaan Yasinta saat pertama kali berjumpa.
Ia mengatakan, sebenarnya pada saat menyeberang masih ada dua ibu hamil lainnya yang tidak terekam.
“Ada lagi, Rebeka Konga dan Ernesta Pora,” lanjutnya melengkapi.
“Agak terkejut kami, karena hanya persiapkan untuk satu orang, beruntung bisa segera diatasi,” kata Ny. Eduarda soal jatah buah tangan dari pasar.
Menurut dokter spesialis mata yang akrab dipanggil dr. Ita tersebut, ketiganya dilayani dengan baik di rumah tunggu. Di sana, fasilitas ibu hamil khusus disiapkan untuk pasien-pasien dari tempat yang jauh.
Ia menegaskan, kunjungannya itu terkait peran strategis PKK dalam pemberdayaan kesejahteraan wanita dan keluarga sebagai unit sosial dalam sebuah daerah.
Cetak biru gerakan PKK tertuang dalam 10 program pokok PKK yang sedang mulai digalakannya sejak dilantik.
Camat Boawae, Maria Dua ikut dalam rombongan istri Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo tersebut.
Maria menjelaskan, untuk menyeberangi kali Aesesa, Pemerintah Kecamatan Boawae dan masyarakat sudah memiliki semacam prosedur tersendiri.
Di musim kemarau, masyarakat membangun jembatan darurat. Sayangnya, jembatan sudah hanyut bersama banjir di musim hujan.
“Karena itu, Linmas Desa Alorawe akan disiagakan untuk penyeberangan yang aman bagi siapa saja yang lewat, seperti yang terlihat dalam video itu,” ungkapnya.
Sementara Kepala Puskemas Boawae, Walfrida Daeni menuturkan penyebrangan itu adalah hal biasa dalam pelayanan mereka di Desa Alorawe.
“Ada satu orang perawat dan dua bidan desa ikut terlibat dalam penyeberangan, kami merekam peristiwa itu sebagai laporan kepada atasan agar bisa dipantau,” tuturnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba