Kefamenanu,Vox NTT- Plt. Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan(PRKPP) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Antonius Kapitan mengaku optimistis, program bedah rumah tidak layak huni (Berarti) untuk sembilan desa akan selesai Juli 2019.
Sembilan desa tersebut di antaranya Desa Kaubele, Kecamatan Biboki Moenleu, Desa Fatoin, Kecamatan Insana, Desa Unini, Kecamatan Insana Barat, Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Desa Faenaka, Kecamatan Bikomi Utara, Desa Bisafe, Kecamatan Musi, Desa Lemon, Kecamatan Miomafo Barat, Desa Manamas, Kecamatan Naibenu dan Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti.
Sikap optimis itu, lantaran saat ini pihaknya sudah hampir menyelesaikan penandatanganan kontrak kerja dengan pihak kelompok pelaksana swakelola (KPS), selaku pelaksana program berarti di desa.
“Kita target bulan Juli itu program Berarti di sebilan desa sudah harus selesai, posisi terakhir itu kita sementara penandatanganan kontrak dengan KPS,” jelas Antonius saat dihubungi VoxNtt.com via telepon, Kamis (28/03/2019).
Antonius menjelaskan, untuk tahun 2019, pemerintah daerah dan DPRD telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran untuk program Berarti di sembilan desa itu sebesar Rp 14 miliar lebih.
Dana itu akan digunakan untuk pembangunan 837 unit rumah di sembilan desa dimaksud.
Baca: Kawal Program Berarti, Pemda TTU Gelar Rakor Lintas Sektor
Ia optimistis, program unggulan Bupati Raymundus Sau Fernandes dan Wabup Aloysius Kobes itu akan berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
“Kita mulai awal tahun ini. Saya optimis akan berjalan dengan baik untuk sembilan desa ini. Saya optimis bulan Juli ini untuk sembilan desa ini bisa tuntas,” ujarnya.
Sementara untuk dua desa yakni, Supun dan Tunbes yang sudah menjalankan program berarti menggunakan dana tahun 2018, saat ini sudah hampir rampung.
Sehingga dalam waktu dekat, aku Antonius pihaknya akan segera turun ke dua desa tersebut untuk melakukan pengecekan, guna bisa dilakukan serah terima.
“Nanti pulang kami akan cross check di lapangan untuk persiapan serah terima di dua desa itu,” tuturnya.
Terpisah, ketua DPRD TTU, Hendrikus Frengki Saunoah saat dihubungi VoxNtt.com via telepon, memberikan apresiasi atas dimulainya pelaksanaan program Berarti di sembilan desa untuk tahun anggaran 2019 itu.
Saunoah menjelaskan, pada tahun anggaran 2016 pihaknya mengalokasikan anggaran untuk program Berarti sebesar Rp 14 miliar dan tahun 2017 sebesar Rp 45 miliar. Namun kata dia, anggaran tersebut tidak terserap sama sekali.
Sedangkan untuk tahun 2018, Saunoah mengatakan, dari alokasi anggaran Rp 60 miliar yang terserap hanya Rp 1 miliar lebih.
Sehingga dirinya berharap agar pada tahun 2019 ini, pemerintah daerah benar benar serius menjalankan program ini agar penyerapan anggaran juga bisa lebih maksimal, dibanding tahun sebelumnya.
“Seperti kali lalu kan sudah peletakan batu pertama dan launching (program Berarti) di Desa Lemon tapi kan tidak jalan toh, yah kita berharap kali ini jangan hanya launching saja tapi tidak jalan,” tegas legislator asal dapil Insana itu.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni J