Kupang, Vox NTT-Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan (HMPSIP) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, menggelar Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD).
Kegiatan selama empat hari, terhitung sejak 9-12 Mei 2019 itu berlangsung di Aula Stikes CHMK, Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat.
Kegiatan itu mengusung tema “Mewujudkan Jiwa Kepemimpinan Yang Profesional dan Kompetitif dalam Mengembangkan Sikap Kritis yang Beretika Menuju Generasi Sinergi”.
Ketua Panitia, Egidius Goa Rae dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini diikuti 120 mahasiswa semester II sebagai peserta LKTD. Panitia berjumlah 86 orang serta Steering Comite 12 orang. Kegiatan ini didampingi oleh Ketua Program Studi dan Dosen Ilmu Pemerintahan.
Egidius menjelaskan, mahasiswa harus mempunyai paket yang lengkap. Karena itu, tidak hanya pintar dalam bidang akademis saja, tetapi juga harus mempunyai kemampuan retoris serta menguasa bidang ilmu dan skil di bidang keterampilan.
“Untuk itu, kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar ini merupakan tahapan awal dalam pembentukan soft skill dan hard skill dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan seseorang,” ujarnya.
Ketua Umum HMPSIP Unwira Kupang, Maria Virginia Mami mengatakan, LKTD ini merupakan kegiatan kaderisasi tahunan yang diadakan HIimpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, untuk membentuk kader kepemimpinan.
“Kegiatan ini dikemas selama empat hari yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dengan menggali potensi- potensi peserta melalui meteri yang dibawakan di dalam ruangan maupun simulasi luar Ruangan,” ujar Virginia kepada VoxNtt.com, Jumat (10/5/2019).
Seorang pemimpin kata Virginia, bukan dilahirkan melainkan dibentuk dan dikembangkannya berbagai keterampilan melalui berbagai proses latihan Fisik maupun psikis/moral.
“Seorang pemimpin harus peka dengan berbagai persoalan masyarakat. Pemimpin yang peka adalah dia yang pernah merasakan pahitnya persoalan. Sehingga untuk menumbuhkan sikap kristis mahasiswa sangat diperlukan proses Latihan Yang berjenjang,” tandasnya.
Selain itu, menurutnya, seorang yang pemimpin yang dilahirkan akan goyah ketika berhadapan dengan dinamika/masalah kehidupan.
“Berbeda dengan pemimpin yang dibentuk melalui proses yang keras. Akan mampu mengelola berbagai permasalahan dan kelak menjadi pemimpin bangsa yang Profesional dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, Veronika Ina Asan Boro dalam sambutannya, mengapresiasi kerja Panitia pengarah,maupun panitia pelaksana.
Ia menjelaskan, untuk menjadi pemimpin masa depan harus melalui beberapa proses pelatihan.
“Seperti sebuah tangga, dimulai dari tangga yang paling dasar, kemudian naik ke tangga berikut hingga ke tangga teratas, yaitu kesuksesan,” ujar Veronika.
Ia mengatakan, kesuksesan yang diraih itu tidak terlepas dari kerja sama dari berbagai elemen, entah itu panitia pengarah maupun panitia pelaksana.
“Dan semua orang sukses itu berawal dari proses yang Panjang. Ia dibentur kemudian akan terbentuk, hingga kemudian menjadi pemimpin bagi masyarakat,” tandasnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J