Borong, Vox NTT-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur (PK Matim) tengah mendalami kasus dugaan pemukulan siswa di SD Negeri Wae Mamba, Kecamatan Elar.
Pemukulan itu diduga dilakukan oleh Kepala SDN Wae Mamba.
“Kami sudah utus tim dua orang ke lokasi untuk mengecek kebenarannya,” ujar Kadis PK Matim, Basilius Teto saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (16/05/2019) pagi.
Basilius menegaskan, apabila dugaan pemukulan itu terbukti, maka pelaku akan ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. Apalagi lanjut dia, Matim saat ini tengah menerapkan konsep sekolah bahagia.
“Nanti kalau tim kami pulang kami akan segera informasi,” janji Basilius.
Untuk diketahui, kasus dugaan pemukulan siswa yang berinisial SE (8) itu, saat ini tengah didalami oleh Polres Manggarai.
Kepada sejumlah awak media usai diperiksa oleh pihak Kepolisian di Polres Manggarai, Rabu (15/05/2019), ayah SE, Oswaldus Mardin, mengaku anaknya itu dipukul oleh Kepala Sekolah pada hari Senin (13/05/2019) lantaran tidak mengikuti ibadah hari Minggu.
Akibat pemukulan itu, SE mengalami luka lebam pada bagian kakinya.
“Saya kaget melihat anak saya jalan pincang. Setelah saya tanya, ternyata dipukul oleh kepala sekolahnya karena tidak mengikuti misa pada hari Minggu kemarin,” katanya di hadapan beberapa wartawan usai diperiksa oleh pihak Kepolisian di Polres Manggarai, Rabu (15/05/2019).
Diakui Oswaldus, kejadian serupa, bukan baru pertama kali di sekolah itu. Kata dia, kepala sekolah sering memukul siswa bahkan lebih parah dari yang dialami anaknya.
Namun, lanjut dia, orangtua siswa yang lain di sekolah itu tidak berani untuk melaporkan.
Menurut Oswaldus, apabila kasus seperti ini tidak dilaporkan, maka kepala sekolah tidak pernah jera dan tidak menyadari perbuatannya. Ia mengaku, keberaniannya melaporkan kasus tersebut agar ada efek jera untuk sang kepala sekolah.
Ia pun berharap, pihak Kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini sampai selesai dan memeberikan hukuman kepada pelaku sesuai dengan Undang-undang.
Kronologis
Untuk diketahui, dugaan penganiayaan itu terjadi pada senin, 13 Mei pada saat jam istrahat pertama sekitar pukul 10.00 Wita di SD Negeri Wae Mamba. Kala itu, kepala sekolah meminta semua murid untuk berkumpul di halaman sekolah.
Setelah semua murid berada di halaman sekolah, sang kepala sekolah meminta mereka untuk baris terpisah antara siswa yang mengikuti ibadah dan tidak. Kepala sekolah langsung menghampiri barisan siswa yang tidak mengikuti ibadah.
Tanpa ada basa-basi, sang kepala sekolah langsung melayangkan pukulannya berkali-kali kepada beberapa siswa itu tepat di bagian kaki dan badan. SE pun menangis dan langsung balik ke rumahnya.
Sampai di rumah, ibu korban kaget melihat anaknya jalan pincang. Ia pun langsung membangunkan ayah korban yang sedang baring di tempat tidur. Ayah korban kaget melihat anaknya yang tiba-tiba menangis dan jalan pincang.
Saat ditanya, SE menceritakan semua yang dialami di sekolah kepada kedua orangtuanya.
Tak terima dengan peristiwa yang menimpa sang anak, Selasa (14/05/2019), Oswaldus langsung melaporkan hal itu di Polres Manggarai. Setelah dimintai keterangan, Krpolisian langsung mengarahkan mereka untuk melakukan visum di RS. Ben Mboi Ruteng.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba