Kupang, Vox NTT – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali menggelar dialog Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan yang melibatkan 100 orang peserta dari SMA/SMK se-kota Kupang, Budayawan, dan tokoh masyarakat itu berlangsung di Aula Taman Budaya, Kota Kupang, Senin (27/05/2019).
Kegiatan itu mengusung tema “Jagung Bose Identitas Gastronomi Masyarakat Nusa Tenggara Timur Sebagai Warisan Budaya Takbenda “.
Kepala BPNB Bali, Made Dharmasuteja mengatakan, target kegiatan itu untuk mewacanakan bahwa jagung Bose ini merupakan branding dari Provinsi NTT sebagai sebuah kuliner tradisional yang harus dijaga.
“Harus dilestarikan dan masih kita santap gitu. Walaupun ada panganan lain, tetapi jagung merupakan selain kharbohidrad yang sangat bagus. Jagung di NTT ini sangat banyak, lahan juga sangat memungkinkan walaupun lahan kering tentu ada semacam ada usaha bagaimana menanam jagung di lahan kering dari benda yang berkompeten,” kata Made kepada wartawan usai kegiatan itu.
Dari BNPB Bali, kata dia, merupakan UPT dari Dirjen Kebudayaan tentu ranah warisan budaya yang harus dilaksanakan.
“Karena kuliner selama ini bisa juga mengangkat sebuah daerah secara ekonomi bisa diangkat, dan secara budaya. Tentu ini menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi Pemda NTT terutama Indonesia bahwa ada satu kuliner tradisional berupa “Jagung Bose” yang diolah oleh kaum mama-mama atau leluhur kita yang diwariskan sampai saat ini atau mungkin saja terlupakan,” jelasnya.
Menurutnya, jagung itu ada dimana-mana. Namun, secara tradisi jagung Bose hanya ada di NTT.
“Bagaimana cara memasak, kemudian seperti apa prosesnya. Dan sebenarnya hanya jagung di NTT ini memiliki satu keunggulan. Mengingatkan masyarakat sebelum kita mengenal beras gitu,” tandasnya.
Made berharap agar masyarakat NTT tidak melupakan kuliner jagung Bose itu.
“Kami sebagai dirjen Kebudayaan tentu hanya memicu betapa pentingnya kuliner ini ada, jangan sampai punah gitu,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Provinsi NTT, Eldisius Angi mengatakan, kegiatan ini merupakan program dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, dan NTT.
“Kita menekan jagung Bose yang mana untuk menjadi warisan budaya benda Indonesia dari Provinsi NTT,” kata Eldisius.
Alasan mengangkat jagung Bose, kata dia, karena tahun lalu Se’i Babi yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya benda Indonesia.
“Jadi, Se’i harus berpasangan dengan jagung Bose. Maka tahun ini kita ambil jagung Bose,” ungkapnya.
Eldisius berharap minimal makanan-makanan tradisional jagung Bose itu tidak di tingkat lokal saja, tetapi sampai tingkat nasional.
“Bila perlu sampai di UNESCO,” tutup Eldisius.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba