Mbay, Vox NTT- Ketua Pemuda Katolik Nagekeo, Yohanes Towa mengajak kepada seluruh masyarakat di kabupaten itu untuk saling memaafkan di bulan suci Ramadan 1440 H.
Apalagi, kata dia, Nagekeo dan umumnya Indonesia baru saja menyelesaikan Pemilu 2019, yang mana banyak sekali dinamika sosial politik di dalamnya.
“Khusus untuk kita Nagekeo dan seluruh bangsa Indonesia kemarin kita melakukan kampanye yang begitu panjang, mungkin kita pernah mengecewakan orang lain, atau dikecewakan orang lain, nah sekarang mari kita saling memaafkan,” pinta Yohanes saat ditemui VoxNtt.com di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Selasa (04/06/2019) siang.
Ia menjelaskan, hal yang utama dari bulan suci Ramadan adalah sebagai ajang silahturahmi untuk menyambung rasa cinta antar masyarakat.
Ramadan pasca Pemilu di Indonesia, kata Yohanes, dapat meneduhkan suasana batin yang pernah saling membenci karena perbedaan pandangan politik.
Yonas juga mengingatkan kepada masyarakat untuk melapangkan dada untuk menerima satu sama lain.
Sebab, pelaksanaan Pemilu sudah selesai dan para petugas penyelenggara sudah bekerja profesional. Hasil Pemilu pun sesuai dengan harapan bersama.
”Soal toleransi kita di Nagekeo hidup saling berdampingan satu sama lain, tanpa membedakan suku, agama dan rasa,” katanya.
Menurut dia, masyarakat Nagekeo berada dalam satu ikatan budaya dan adat istiadat yang kuat dan ada hubungan kawin mawin.
Sehingga, Yohanes berharap agar tidak mencederai sesama hanya karena berbeda agama dan keyakinan.
Menurut dia, jika ada hajatan keagamaan semua mengambil peran dan bertindak dalam menjaga keamanan.
Tidak sebatas itu, dalam pembangunan rumah ibadah semuanya bisa terlibat di dalamnya.
Sikap itu yang bisa membuat kerukunan umat beragama tetap terjaga.
“Makna persaudaraan dan kekeluargaan sangat tinggi. Perbedaan tidak perlu dijadikan pertentangan tetapi sebagai pembanding pendorong dan penguat. Dengan demikian bahwa nilai-nilai ajaran agama menjadi dasar bagi hubungam antar umat manusia tanpa mengenal suku agama dan ras,” kata Yohanes.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba