Labuan Bajo, Vox NTT-Pemerintah Manggarai Barat sangat mendukung para pengusaha yang melakukan investasi bisnis di Kabupaten Manggarai Barat.
Dukungan yang sama dan total diberikan kepada kelompok bisnis pig farming Tiba Mori Go yang diinisiasi para perantau peduli kesejahteraan ekonomi masyarakat Flores dan NTT.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Manggarai Barat, drh. Maria Geong, PhD, saat pengucapan pidato pada acara Grand Launching Pig Farming Tiba Mori di Marombok, Sabtu, 6 Juli 2019.
Menurut Wakil Bupati, bentuk dukungan Pemerintah terhadap bisnis pig farming itu diwujudkan melalui penyiapan infrastruktur jaringan jalan raya, air minum bersih, penerangan PLN yang sesegera mungkin disiapkan tahun ini agar memudahkan akses dan kontrol bagi para pelaku bisnis.
Kecuali itu, Wakil Bupati Maria Geong sangat menekankan agar semua pihak terkait terutama para aktor state memaksimalkan penerapan prinsip debirokratisasi dalam seluruh jenis pengurusan izin usaha agar para investor nyaman dan secure melalukan mobilisasi bisnis di daerah itu.
Wakil Bupati Maria Geong meminta semua pihak di lingkungan pemerintah memahami skema besar pada konteks dan konten impian pemerintah Mabar.
Impian Pemda Mabar itu pada puncaknya bertujuan memobilisasi kemakmuran masyarakat Manggarai Barat, masyarakat Flores dan masyarakat NTT.
Menurut Wakil Bupati, Kabupaten Manggarai Barat terutama kawasan wisata di Labuanbajo dan sekitarnya belakangan ini telah menjadi pusat perhatian kalangan luas baik perhatian negara dan kalangan bisnis.
Perhatian pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan bahkan perhatian dunia bisnis internasional kian tampak menyata di Labuan Bajo. Akibatnya mulai dirasakan masyarakat.
Perhatian pemerintah diwujudkan melalui pembangunan pelabuhan laut yang memadai, pembangunan terminal bandara internasional, pembangunan infrastruktur jalan raya, jaringan air minum, jaringan telekomunikasi dan jaringan listrik di Labuan Bajo.
Pemerintah melakukan semua hal itu,kecuali sebagai kewajiban mandatoris, juga diperlukan agar semua stakeholders merasa nyaman dan tertarik melakukan investasi di Labuan Bajo.
Investasi bisnis di Labuan Bajo secara teoretik akan ikut merayakan dan memobilisasi kemakmuran rakyat melalui anara lain penyerapan tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja lokal, misalnya, ikut membantu secara signifikan untuk menekan muhibah para pencari kerja lokal ke luar negeri yang berakibat pada kasus human trafficking.
Dengan kata lain, memobilisasi pembangunan, memberi suasana serta kondisi yang nyaman untuk berbisnis di Labuan Bajo serentak ikut menolong dan menekan terjadinya kasus human trafficking di daerah ini.
Demi membangun suasana dan kondisi yang kondusif, Wakil Bupati Maria Geong meminta semua pihak di lingkungan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan seluruh pihak terkait memberi suasana dan kondisi agar mobilisasi investasi berjalan lancar, nyaman dan terkendali.
Wakil Bupati Maria Geong memberi bukti. Dikatakan, pembangunan sejumlah infrastruktur dasar di Labuan Bajo baik darat, laut dan udara, serta izin jaringan penerbangan langsung ke dan dari Labuan Bajo ke negara-negara tujuan merupakan bukti serius bahwa pemerintah menyiapkan kota ini sebagai salah satu destinasi pariwisata bertaraf internasional di Indonesia.
Karena itu, kata Wakil Bupati Maria Geong, kesegeraan untuk membangun jaringan infrastruktur dasar yang baik dan aksesibel bagi para investor seharusnya tidak lagi mengalami kesulitan untuk akses bisnis mereka di daerah itu.
The Road Less Traveled – Melintasi Jalan Sunyi
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Thobias Djaji melalui PIC Pig Farming Tiba Mori Go, Marcel Rengka, dalam sekapur sirih pengenalan bisnis pig farming ini menyebutkan, pihaknya akan sangat serius melakukan investasi di Labuan Bajo.
Investasi ini sesungguhnya bermula dari sebuah jalan sunyi, melintas keheningan permenungan dan mewujud pada tindakan konkrit. Prinsipnya, impian harus menyata dalam tindakan, dan tindakan memantulkan humanisme para pelakunya.
Hal itu dikatakan menyusul impian agar para diaspora NTT dan Timor Leste yang merantau ke aneka tempat di tanah air dan di luar negeri terlibat dalam upaya mensejahterakan masyarakat NTT seturut kapasitas terpasang yang dimiliki para anggotanya.
Marcel Rengka mengisahkan, pada mulanya adalah Firman. Lalu Firman menjadi daging. Pada mulanya adalah Arisan. Lalu menjelma menjadi usaha Pig Farming.
Arisan keluarga pada mulanya sebagai wahana silaturahim, medium dan momentum merekatkan relasi kekerabatan di tanah rantau di tengah hiruk-pikuk memburu sesuap nasi di kota Metropolis.
Lagu kebangsaan Manggarai “Tiba Mori Go” yang dilantunkan dan didendangkan dengan riang dan merdu oleh para Ibu Paguyuban TMG, dengan dirigen Tante Tince, menginspirasi semangat berserah dan senantiasa mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi dalam setiap ikhtiar.
Tiba Mori Go lalu menjadi nama Comanditer yang mewadahi dan menaungi usaha Pig Farming, yang God willing resmi dimulai pada hari ini, sebagai langkah setapak dan tindak lanjut Ground Breaking pada 18 Agustus 2018 yang dipimpin langsung Bapa Uskup Emeritus Michael Angkur sebagai penasihat rohani.
“Sekali mulai, jangan mundur dan berhenti. Bertumbuh dan berkembanglah terus, dari Alfa hingga Omega, dengan melibatkan dan memberi nilai manfaat kepada masyarakat sekitar.” demikian nasihat Uskup Angkur.
Visi-Misi
Pada Rapat Kerja Perdana Paguyuban Tiba Mori Go di Wisma PGI – Persekutuan Wali Gereja Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 16 Juli 2017, para pengusaha menelurkan visi-misi-strategi dan nilai keutamaan berikut :
Visi-Misi : Merenda hidup sejahtera berkelanjutan bagi setiap Pemangku Kepentingan (Stake-holders) melalui sistem tata-kelola dan pola kendali sumber-daya secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
Empat Nilai keutamaan /Core Values
(1) Integritas/Integrity. Satu dan sama dalam kata dan gerak (walked the talk).
(2) Equalitas /Equality. setara dan sejajar (berat sama dipikul ringan sama dijinjing).
(3) Kerja-sama tim/Team-work. Semua berperan, berkontribusi sesuai kompetensi (together everybody achieves more).
(4) Profesional/Professionalism. Berpengetahuan, berketrampilan dan beretika (Knowledge in your head, skill in your hand and attitude in your heart).
Strategy
(1) Menjaga jumlah dan mutu babi ras secara berkesinambungan, (2) Menjalin kerja-sama strategis saling memberi manfaat dengan para pihak terkait serta mengelola dalam semangat berkelanjutan (sustainability),
(3) Meretas ceruk pasar local dan regional
(4) Menerapkan system remunerasi berasaskan adil secara internal dan bersaing secara external.
Hadir pada kesempatan launching itu antara lain, Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Rofinus Mbon, mantan Bupati Manggarai dua periode, Christian Rotok dan Ibu Rotok, para anggota Pig Farming Tiba Mori Go yang datang dari berbagai kota.
Sebelum acara launching digelar didahului misa syukur konselebrasi dengan konselebran utama Romo DR. Marthin Chen. (VoN)