Borong, Vox NTT-Dugaan kasus penganiayaan SEM (8), seorang siswi di SDN Wae Mamba, Desa Sisir, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Senin 13 Mei 2019 lalu belum menemukan titik terang.
Padahal, penganiayaan yang diduga kuat dilakukan oleh oknum Kepala Sekolah Silvester Sandrin itu, sudah dilaporkan ke Sentra Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Manggarai pada 14 Mei 2019 lalu.
Selain itu, orangtua korban juga sudah melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Matim. Namun, hingga kini oknum tersebut belum mendapatkan sanksi tegas dari Dinas PK Matim.
“Padahal, akibat tindakan itu, tidak hanya menyebabkan lebam pada betis dan kaki Skolastika, tetapi juga berdampak trauma psikologis yang berkepanjangan,” ujar ayah korban Oswaldus Mardin kepada VoxNtt.com, Jumat (12/07/2019) pagi.
Oswaldus menuturkan, tidak hanya penganiayaan yang dilakukan oknum kepala sekolah itu. Putrinya juga dipindahkan dari sekolah itu dengan sebutan naik dipindahkan melalui keputusan sepihak oleh wali kelas yang berinisial MID.
“Padahal perolehan nilai rapor anak saya terpaut hanya 2 nilai dari anak peringkat 3 di kelasnya. Semakin janggal SDN Wae Mamba bukannya menjadi rujukan sekolah favorit di Matim tetapi keputusan ini dibuat saat hubungan tidak harmonis antara kepsek dan orangtua korban,” ucapnya resah.
Atas tindakan itu pun, Oswaldus sangat menyayangkan tindakan Dinas PK Matim yang tak kunjung menanggapinya secara serius.
Dia merasa Dinas PK Matim sedang melindungi oknum kepala sekolah itu. Hal itu lantaran kunjungan dari perwakilan Dinas PK Matim pada beberapa waktu lalu tak kunjung memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
“Jika hal ini terus dibiarkan maka ke depan tidak akan menimbulkan efek jera bagi pelaku dan kejadian serupa bisa terulang kembali di wilayah Matim,” tukasnya.
Kendati demikian, orangtua korban berkomitmen agar masalah ini akan tetap ditempuh, baik secara hukum maupun pengaduan ke semua pihak termasuk DPRD Matim, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para pemerhati pendidikan dan anak.
“Ini merupakan perlakuan sangat istimewa terhadap pelaku di negeri ini karena bebas berkeliaran dan korban justru tidak mendapatkan perlakauan seadil-adilnya atas apa yang dialami didiknya. Apalagi anak saya masih belia,” tukasnya.
“Kita memastikan bahwa waktulah yang akan menjawab semuanya dengan tuntas dan berharap mukjizat Tuhan dapat berkarya dengan nyata,” tambahnya.
Sempat Dijanjikan
Sementara itu, Kamis 16 Mei 2019 silam, Dinas PK Matim berjanji tengah mendalami kasus dugaan pemukulan siswa di SDN itu.
“Kami sudah utus tim dua orang ke lokasi untuk mengecek kebenarannya,” ujar Kadis PK Matim, Basilius Teto.
Basilius menegaskan, apabila dugaan pemukulan itu terbukti, maka pelaku akan ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. Apalagi lanjut dia, Matim saat ini tengah menerapkan konsep sekolah bahagia.
Baca Juga: Dinas PK Matim Dalami Kasus Dugaan Pemukulan Siswa di SDN Wae Mamba
“Nanti kalau tim kami pulang kami akan segera informasi,” janji Basilius.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba