Ende, Vox NTT-Program Inovasi Desa atau PID belum berjalanan maksimal pada 225 desa di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Padahal, PID merupakan salah satu program menuju desa mandiri.
“Kurang lebih selama ini program PID tidak berjalan di seluruh desa di Kabupaten Ende. Program ini justru menjadi tawaran yang baik menuju desa maju dan mandiri,” tutur Kepala Dinas PMD Ende, Albert Yani saat Rapat Koordinasi Tim Inovasi Desa di Lantai 2 Kantor Bupati Ende pada Jumat (19/07/2019).
Terhadap tim inovasi desa, Albert menyarankan untuk kembali mengaktifkan PID demi mendukung program Presiden Joko Widodo serta visi dan misi Pemerintah Kabupaten Ende.
“Ini program memang sudah ada tapi seperti hidup tak mau, mati enggan. Jadi, saya menyarankan agar mulai tahun ini bisa kembali aktif untuk mendukung perkembangan masyarakat di desa,”kata dia.
Sementara sekretaris Dinas PMD Provinsi NTT, Yohakim Kotan menyebutkan dana desa sama sekali tidak memulihkan angka kemiskinan di Provinsi NTT. Justru, angka kemiskinan naik dari 24 persen pada tahun 2017 menjadi 24,2 persen pada tahun 2018.
“Sejak tahun 2015, NTT mendapatkan dana desa sebesar Rp 10,5 Triliun. Tapi, angka kemiskinan kita juga tidak menurun. Justru naik,” ucap Yohakim dalam acara itu.
Hal itu juga terjadi pada angka stunting atau kekerdilan fisik dan otak pada anak yang tak kunjung menurun di NTT selama lima tahun. Stunting NTT 42 persen tertinggi di seluruh wilayah Indonesia.
“Jadi, pola dana desa sekarang sudah mulai pemberdayaan. Harus ada inovasi-inovasi baru sesuai kondisi dan sumber daya masing-masing desa,” kata Yohakim.
“Kita jangan terlalu berharap tinggi soal inovasi desa. Buatlah, hal yang biasa dan terukur agar,”sambung dia.
Yohakim berharap agar tim inovasi menjadi pelopor yang menciptakan inovasi baru pada setiap desa di Kabupaten Ende.
Menurutnya, hal itu sangat mudah karena Kabupaten Ende merupakan salah satu kabupaten potensial yang kaya akan sumber daya alam serta usaha-usaha lain oleh petani.
Penulis : Ian Bala
Editor: Irvan K