Borong, Vox NTT-Camat Elar Selatan Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Stefanus Lamar mengatakan, saat ini situasi di perbatasan Matim dan Ngada dalam keadaan kondusif.
“Saya sudah 3 bulan di sini. Untuk sementara kita kondusif. Ya untuk sementara keadaannya aman,” ucap Stefanus saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Rabu (31/07/2019).
Dia pun membenarkan adanya pembakaran pondok milik warga Desa Wae Rasan yang letaknya berada di Desa Sangan Kalo, Kecamatan Elar Selatan.
“Ia betul tetapi tidak dengan masyarakat di sebelah. Karena pondok yang terbakar itu pondoknya orang Manggarai Timur. Jadi dia tidak berada di luar wilayah Manggarai Timur,” kata Stefanus.
Namun, kata dia, tidak diketahui siapa pelaku pembakaran itu. Tetapi peristiwa itu terjadi, bersamaan dengan kegiatan masyarakat Desa Sangan Kalo. Akibatnya, ada tuduhan bahwa warga Desa Sangan Kalo yang membakar pondok itu.
Stefanus juga menjelaskan saat ini wilayah perbatasan tengah dijaga oleh 10 anggota Brimob. Mereka bekerja bergantian (rolling) untuk melakukan pemantauan di wilayah itu.
Terkait dugaan adanya petisi menolak keputusan Gubernur NTT Viktor Bung Tilu Laiskodat tetang tapal batas, Camat Stefanus menilai hal itu wajar sepanjang benar.
Karena pemerintah tambah dia, tidak mungkin mengambil keputusan tanpa alasan tertentu. Keputusan pemerintah, kata dia, melalui pertimbangan yang matang sampai ada kesepakatan.
“Sejak tanggal 14 Mei lalu setelah pulang dari Kupang saya langsung melakukan sosialisasi ke beberapa desa yang ada di titik batas. Bahkan melalui forum mimbar gereja saya lakukan itu,” jelasnya.
“Memang ada aksi penolakan tetapi tidak ditunjukan secara terbuka dan itu kami langsung ke lokasi di mana mereka lakukan. Dan itu sudah dihentikan sampai dengan sekarang,” tambah Stefanus.
Jadi kata dia, hubungan saat ini di perbatasan masih aman-aman saja dan tampak kondusif.
Potensi Mangan
Informasi yang beredar, wilayah Elar dan Elar Selatan memiliki banyak potensi alam seperti emas dan mangan.
Dari penuturan Stefanus potensi itu berada di Desa Legurlai, Kecamatan Elar.
“Pernah dilakukan eksplorasi terkait potensi itu tetapi berakhir dengan masalah penolakan tambang,” ucapnya.
Kalau tidak salah kata dia, pada tahun 1998 berdasarkan penelitian dari Universitas Gadjah Mada menyebutkan, hampir semua wilayah Elar mempunyai kandungan tambang.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba