Semenjak masa kampanye maupun setelah dilantik pada 5 September 2018 lalu, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi gencar mengeluarkan janji di hadapan rakyat NTT.
Berikut merupakan utang janji yang pernah disampaikan Viktor dan Josef. Ada yang sudah dilaksanakan namun masih setengah hati dan ada yang belum sama sekali dilakukan.
- Tutup dan Proses Hukum Lippo Mall Kupang
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menyebut sampah yang dihasilkan Lippo Mall Kupang sebagai kejahatan kemanusiaan dan lingkungan. Karena itu, Lippo Plaza Kupang segera diproses dan ditutup.
Hal ini disampaikan Viktor saat memantau langsung tempat pembuangan sampah di belakang area perbelanjaan Lippo Plaza, Kota Kupang, Kamis (21/02/2019).
Gubernur Viktor terpancing untuk memantau langsung ke lokasi itu lantaran sebelumnya mencium bau tak sedap saat sedang mengikuti Talk Show Pos Kupang Baomong Asyik di kantor Pos Kupang yang bersebelahan dengan Lippo.
- Bongkar Hotel Sotis
Sama seperti kasus Lippo, pada Senin (04/03/2019) Viktor kembali membuat pernyataan yang sama ke Sotis Hotel.
“Periksa dan bongkar sekarang juga,” kata Viktor saat membersihkan sampah di pantai Pasir Panjang, tepat di belakang Hotel Sotis.
Kemarahan Viktor meledak karena pihak Hotel tidak ikut dalam aksi bersih pantai hari itu. Menurut dia, pihak Hotel tidak memiliki rasa tanggung jawab, karena itu dia perintahkan tutup.
Tak hanya itu, Viktor juga menilai Hotel tersebut melanggar aturan wilayah konservasi karenanya harus dibongkar.
“Ini kita lihat saja sudah tabrak aturan. Periksa dan bongkar sekarang juga. Masak, hotel di depan sini kok tidak ada tanggung jawab sedikit pun? Siapa pun pemiliknya, saya tidak akan ambil pusing. Kalau tidak punya kontribusi dan melanggar aturan ya saya kira ditutup saja,” tegas Viktor.
- Ajak Pulang TKI di Malaysia dan Patahkan Kaki Penjualan Orang
Gubenur Viktor berjanji untuk mengajak TKI yang sedang bekerja di Malaysia untuk pulang membangun NTT.
“Saya akan pergi ke Malaysia untuk mengajak saudara-saudara kita yang menjadi TKI di Malaysia yang bekerja sebagai buruh, untuk kembali membangun NTT,” ucap Viktor seperti dilansir Kompas.com, Kamis (6/9/2018).
Tak hanya itu, Viktor juga mengancam akan mematahkan kaki pelaku human trafficking di NTT.
Pernyataan ini disampaikan Viktor dalam pidato perdananya di Gedung DPRD NTT, Senin 10 September 2018 atau 5 hari setelah dia dan wakilnya Yosep Nae Soi dilantik.
“Saya minta aparat keamanan untuk patahkan kaki para pelaku perdagangan orang, dan berikan ke Gubernur. Nanti Gubernur yang kasih uang,” kata Viktor.
- Bangun Rumah Sakit Terapung di Atas Kapal Induk
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, NTT akan memiliki kapal yang akan berfungsi sebagai rumah sakit terapung terbesar untuk melayani pasien.
Kala ini akan melayani pasien yang berada di wilayah pesisir yang sulit menjangkau fasilitas layanan kesehatan.
“NTT nantinya memiliki kapal rumah sakit terapung untuk melayani masyarakat NTT di daerah pesisir, terutama yang tidak terjangkau dengan pelayanan kesehatan yang memadai,” kata kata Gubernur NTT, Viktor Laiskodat di Kupang, Senin 27 Mei 2019.
Kapal tersebut akan dilengkapi
dengan helipad, juga kapal-kapal kecil untuk menjemput pasien dari pulau-pulau
di NTT.
“Kapal rumah sakit terapung terbesar. Sebesar kapal induk ini akan
dilengkapi dengan peralatan operasi. Jadi para pasien bisa ditangani di kapal
ini,” katanya.
- Beasiswa 10.000 Anak NTT ke Luar Negeri
Victor Bungtilu Laiskodat berjanji akan mengirimkan 10.000 anak NTT ke luar negeri dalam waktu lima tahun. Janji ini disampaikan Victor saat menggelar kampanye di Lewoleba, ibukota kabupaten Lembata, Kamis (22/2/2017).
Terkait dana untuk biaya pendidikan itu, Victor mengatakan tidak diambil dari dana APBD, namun menggunakan anggaran hasil lobi dengan jaringannya, baik di dalam maupun luar negeri.
“Setiap tahun kita akan biayai 2.000 anak NTT untuk belajar di luar negeri. Kita tidak akan gunakan dana sepeser pun dari APBD, tetapi ada pihak lain yang sudah siap membantu kita karena mereka tahu kondisi sumber daya manusia kita,” kata Viktor Laiskodat.
- Bongkar Hotel di Pesisir Teluk Kupang
“Tidak boleh ada bangunan di sempadan pantai. Kita akan ukur ulang titik koordinatnya. Jika melanggar, mereka (pemilik bangunan) bongkar sendiri. Kalau tidak, kita yang bongkar,” tegas Viktor Laiskodat kepada wartawan di sela-sela kegiatan pembersihan pantai di pesisir Teluk Kupang, Senin (4/3/2019).
Menurut Viktor, hotel-hotel tersebut melanggar Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 Tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai yang antara lain menyebutkan tidak boleh ada bangunan di ruang sempadan pantai, yaitu minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
- Cabut Izin Tambang
“Jika saja kami mendapat kepercayaan rakyat NTT, kami akan cabut 193 total izin tambang di NTT,” ujar Josep di hadapan pendukungnya di Ruteng, Minggu, 18 Maret 2018.
Beberapa bulan berlalu, Gubernur menerbitkan Surat Keputusan No 359/KEP/HK/2018 tentang penghentian sementara pemberian izin usaha pertambangan mineral dan batubara di NTT.
Surat keputusan ini ternyata bikin kecewa karena hanya berkutat pada evaluasi administrasi teknis dan finansial. Parahnya lagi, SK ini hanya berlaku satu tahun, dan hanya menghentikan sementara pemberian izin usaha pertambangan minerba di NTT.
Moratorium, sebatas penghentian operasi pertambangan dan izin tambang baru sembari evaluasi izin eksisting yang berpotensi tetap beroperasi selama dinyatakan layak administratif.
- Legalkan Miras Lokal
Gubernur Nusa Tenggara Timur ( NTT), Viktor Bungtilu Laikodat, berencana akan mencabut larangan produksi minuman keras beralkohol lokal di wilayah NTT.
Hal itu disampaikan Viktor saat memberi kuliah umum di Universitas Nusa Cendana Kupang, Senin (3/12/2018).
Dua minuman keras lokal yang terkenal di NTT yakni moke di daratan Pulau Flores dan sopi di Pulau Timor. Menurut Viktor, produksi minuman keras oleh warga, harus tetap berjalan dan itu adalah bagian dari kreativitas warga.
Namun sampai saat ini peredaran miras lokal masih disita aparat keamanan. Selain itu, hingga kini pemprov NT belum mengatur rencana ini dalam peraturan gubernur atau perda. Padahal untuk melegalkan miras local butuh payung hukum yang legal dari pemerintah.
- Perbaiki Budaya Literasi NTT
Pada kampanye sesi ketiga tentang pendidikan dan kesehatan yang ditayang langsung INews TV beberapa waktu lalu, Gubernur Viktor berjanji akan memperbaiki fasilitas literasi di NTT. Salah satunya penyediaan perpustakaan dan buku-buku.
Namun hingga kini, perpustakaan daerah NTT bak gudang barang rongsokan. Kondisi gedungnya sungguh memprihatinkan. Bahkan kalau musim hujan atapnya bocor dan air masuk ke ruangan penyimpanan buku.
- Tuntaskan Jalan Propinsi dalam Tiga Tahun
Menurut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, jalan Provinsi di NTT ada 2.650 kilometer ruas jalan. Dari angka ini tercacat 1.650 kilometer jalan provinsi dengan kondisi sangat memprihatinkan alias rusak berat.
“Kami konsekuen dengan janji kampanye kali lalu. Dalam tempo tiga tahun semua ruas jalan Propinsi di NTT sudah mulus, hotmix. Banyak yang mencibir kami tertutama soal dananya mau ambil dari mana. Tetapi kami akan buktikan ,” kata Wagub Josef Nae Soi usai memimpin upacara Hari Bakti PU ke-73 di alun-alun Rujab Gubernur, Senin, (3/12/2018).
Penanganan terhadap infrastruktur jalan ini kata Josef Nae Soi, akan dilakukan dengan sejumlah skema. Yakni kerja sama dengan pihak swata (Investor), pinjaman Pemerintah Propinsi NTT dan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). (VoN).