Borong, Vox NTT- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menggelar sosialisai bahaya Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kantor Kelurahan Golo Wangkung Barat, Kecamatan Sambi Rampas, Rabu (14/08/2019).
Kegiatan sosialisasi ini diagendakan oleh KPA Matim dan pemerintah melalui Bagian Administrasi KESRA, Dinas Kesehatan, serta Klinik VCT Ca Nai Puskesmas Borong.
Ketua penyelenggara kegiatan Maria G.S Ratna dalam laporannya menjelaskan, sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang informasi bahaya penyakit HIV/AIDS.
Dikatakan, materi dalam sosisalisasi itu yakni informasi dasar dan gambaran umum situasi kasus HIV/AIDS, serta bahaya dan pencegahan dini masalah HIV/AIDS. Situasi ini sudah menyebar di wilayah Kabupaten Matim.
Ratna menambahkan, bahaya HIV/AIDS bagi bangsa saat ini merupakan tantangan berat yang harus dihadapi oleh semua komponen masyarakat.
Ratna mengungkapkan, kasus HIV/AIDS yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT dari tahun 1997 hingga 2018 telah mencapai 6.192. Ia merincikan HIV sebanyak 2.950 kasus dan AIDS 3.241 kasus. Sedangkan yang meninggal sebanyak 1.350 orang.
Ia mengatakan, perkembangan kasus HIV/AIDS di Matim dari tahun 2008-Desember 2018 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 109 kasus. Rinciannya HIV sebanyak 55 kasus, AIDS 54 kasus dan yang meninggal sebanyak 41 orang.
Ratna menuturkan kasus epidemi HIV dan AIDS memberi dampak yang serius pada kesehatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
“Upaya yang dilakukan Pemerintah Matim melalui KPA yaitu melakukan pencegahan, perawatan serta menciptakan lingkungan kondusif,” papar Ratna.
“Selain itu kegiatan KPA sekaligus mencegah infeksi baru, mencegah kematian akibat AIDS dan menghilangkan stigma dan diskriminasi terkait HIV dan AIDS, serta peningkatan kualitas hidup bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA),” sambung aktivis perempuan yang getol mengkritisi roda kepemerintahan di Matim itu.
Salah satu pamateri dalam kegiatan itu yakni petugas Farmasi VCT Ca Nai Puskesmas Borong Elbert Maskur.
Dalam paparannya, ia menjelaskan penanggulangan HIV/AIDS dan cara dini untuk mengetahui HIV/AIDS dengan tes secara gratis.
Maskur mengatakan, kebanyakan pengidap HIV/AIDS saat ini, adalah perantau, mahasiswa, dan lainnya.
Untuk mengatasi HIV/AIDS, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan seks bebas di luar nikah. Dan, jika sudah terkena virus, sebaiknya secara sukarela memeriksakan diri dan segera menginformasi ke KPA agar dapat ditangani.
Narasumber lain Plt. Sekretaris KPA Kabupaten Matim Halio Rahman Yanuarius menjelaskan tentang peran pemerintah desa/kelurahan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Ia meminta pemerintah desa/kelurahan agar membantu Pemerintah Kabupaten Matim mendata masyarakat di desa atau kelurahan masing-masing.
“Desa harus miliki data. Ini tanggung jawab kita bersama. Dan yang paling dekat dengan masyarakat adalah kepala desa atau lurah. Kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk menyelamatkan masyarakat dari virus HIV/AIDS,” tandas Yanuarius.
“Tugas Pemerintah desa/kelurahan untuk menfasilitasi masyarakat sebagai fasilitator, advokasi terhadap masyarakat yang telah mengidap masalah HIV/AIDS,” katanya.
Yanuarius juga menitipkan tugas kepada peserta sosialisasi yang hadir agar menjadi agen untuk menginformasikan ke anak-anak tentang bahaya HIV/AIDS.
Itu terutama kepada orang yang merantau ke Jawa, Kalimantan, Bali dan ke tempat lain.
“Agar memberi pesan pendidikan supaya anak-anak kita menjaga diri baik-baik ke mana pergi. Sebagai orang tua harus menginformasikan kepada anak kita supaya jangan melakukan hubungan seks bebas, menyuntik tato dengan menggunakan jarum yang bergantian dengan pengidap HIV/AIDS,” kata Yanuarius.
KR: L. Jehatu
Editor: Ardy Abba