Ruteng, Vox NTT – David Jamu, tua adat Kampung Meda, Desa Golowoi, Kecamatan Cibal Barat membantah keterangan Polres Manggarai yang telah dimuat di sejumlah media massa.
Pemberitaan itu seputar kisruh antara warga Kampung Meda dan Kampung Golowoi.
Ia menilai pemberitaan di media massa telah menyudutkan masyarakat Kampung Meda. Seolah – olah orang Meda yang melakukan penyerangan.
Padahal fakta yang sebenarnya menurut dia, tidak sesuai dengan yang disampaikan pihak Polres Manggarai di media massa.
David mengungkapkan, kejadian itu bermula saat warga Meda mengetahui ada pihak luar Kampung Meda dan Golowoi yang menebang secara liar (sensor) pohon yang ada di tanah sengketa. Pemotongan kayu itu kurang lebih 8 pohon.
Mendengar informasi itu, warga Kampung Meda kemudian terjun langsung ke lokasi. Sampai di lokasi, sempat bertemu dengan orang-orang dari Kampung Golowoi.
Warga Kampung Meda meminta warga Golowoi agar tidak lari dan takut. Sebab, kedatangan mereka bukan untuk menyerang warga Kampung Golowoi.
Melainkan untuk memastian apakah betul ada orang dari luar yang menebang pohon di tanah sengketa tersebut.
Sampai di lokasi mereka menemukan 4 orang warga Kampung Garang, Kecamatan Rahong Utara yang melakukan penebangan pohon (sensor).
David melanjutkan, keempat warga itu kemudian disuruh untuk ke rumah gendang (rumah adat) Lenggo untuk dimintai pertanggungjawaban.
Ia juga menampik pernyataan pihak Polres Manggarai yang menyebut keempat orang itu dibawa paksa dan melakukan penyanderaan rumah gendang.
Menurut David, keempat warga Rahong Utara tersebut menghadap ke rumah gendang Lenggo untuk memberikan keterangan. Dalam keterangannya mereka menebang pohon tersebut karena sudah dibeli dari orang Golowoi.
”Cai cee mbaru gendang ise tiba secara adat lami, ai kepok le tuak lami reid. Tombo dia keta, bahkan poli reis makan bersama ami cee hoo. Toe manga tahan ise lami ite, ai poli hitu ise langsung kole sale beod ga (sampai di rumah adat, kami menerima mereka secara adat. Omong baik, bahkan setelah menyapa, kami makan bersama di sini, kami tidak sandera mereka pak, sebab sesudah itu mereka kembali ke kampung halamannya),” ungkapnya dalam bahasa Mangggarai saat ditemui di rumah gendang Meda, Jumat (16/08/2019)
Setelah itu, lanjut dia, tiba-tiba beberapa orang Golowoi yang pulang dari tanah sengketa berteriak di pertigaan Kampung Meda.
Mereka mengancam akan datang kembali untuk menyerang Kampung Meda. Mendengar teriakan tersebut semua warga Kampung Meda berkumpul di rumah gedang Lenggo.
Tidak lama kemudian banyak orang Golowoi yang datang membawa parang, tombak, panah dan batu-batu.
Melihat banyak yang datang semua orang Meda melakukan perlawanan tepat di pekuburan umum Kampung Meda.
“Ise ata mai serang cee ami ta ite, ai one wilayah dami tempat kejadian hitu g, tadang kole agu perbatasan beo. Lawa do mai dise, ai benta lise, ciek le mai hitud tara curu le hitu lami. Eme mai tombo dia ise onepisa pasti tiba dia koles lami cee, tapi woko ba agu kope situ ga itu tara lawan lami. Mereka (warga kampung Golowoi) yang datang serang kami pak, karena tempat kejadiannya di wilayah kami, jauh dari perbatasan kampung. Banyak orang yang datang, mereka yang panggil, mereka teriak dari situ (tempat kejadian) makanya kami yang datangi mereka. Kalau mereka datang bicara baik-baik yang pasti kami juga menerima mereka dengan baik, tapi karena mereka membawa parang makanya kami lawan,” kata David.
David menambahkan, banyak orang Golowoi yang lari dan bersembunyi di semak-semak.
Melihat warga Kampung Golowoi yang lari, warga Kampung Meda pun kembali ke rumah gendang.
Tiba- tiba orang Golowoi yang bersembunyi di semak-semak melihat celah dan menyerang orang Meda yang ada di ujung kampung, tepatnya di Ntaring.
Di situlah terjadi perkelahian antara orang Golowoi dan Meda. Ia menegaskan bahwa itu bukan penganiayaan.
Bahkan bersamaan dengan kejadian tersebut ada dua titik di sekitaran Kampung Meda dibakar oleh orang tak dikenal.
Hampir saja, kata dia, Kampung Meda terbakar habis. Beruntung api-api tersebut bisa dipadamkan oleh warga Kampung Meda.
David pun mengungkapkan bahwa bukan hanya warga dari Golowoi yang mengalami luka pada kejadian tersebut.
Menurut dia, korban dari Kampung Meda Yosef Taro mengalami luka di pelipis kena lemparan batu. Lalu, Anton Nout luka gores terkena parang. David Jamo Luka luka memar terkena batu.
Ia pun menyayangkan pihak kepolisian tidak pernah meminta keterangan warga Kampung Meda terkait kronologis persoalan sebelum memberikan keterangan pers.
Baca di sini sebelumnya: Tebang Kayu di Tanah Sengketa, 4 Warga Golowoi Dibacok
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba