Tambolaka, Vox NTT-Upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia tingkat Kabupaten Sumba Barat Daya, berjalan dengan lancar.
Upacara digelar di lapangan Galatama, Sabtu (17/08/2019).
Usai apel bendera pukul 10.00 Wita, pemandu dari panggung utama membacakan beberapa mata acara hiburan seperti atraksi dan lagu-lagu yang disuguhkan di hadapan ribuan hadirin.
Salah satu mata acara yang memantik perhatian hadirin adalah atraksi drum band dari beberapa sekolah di wilayah kota Tambolaka.
Mereka tampak stand by di sekitar lapangan menanti pemandu acara memanggil untuk tampil.
Salah satu kelompok drum band yang paling dinantikan pengunjung adalah grup dari St. Alfonsus Weetabula, Sumba Barat Daya.
Parade kelompok drum band ini dimulai dari utara lapangan, lalu perlahan bergerak menuju ke panggung utama yang terletak pada bagian selatan.
Gerakan mereka begitu pelan tapi apik, membuat riuhan penonton semakin menjadi-jadi.
Goyangan tiga mayoret putri yang begitu ciamik sambil memainkan tongkat di genggamannya, menambah antusias penonton.
Sang mayoret mampu mengharmonisasikan goyangannya dengan musik dan gerakan parade drum band.
Bupati, wakil bupati, dan unsur forkopimda kabupaten Sumba Barat Daya tampak menyaksikan dengan saksama dari atas panggung utama.
Melodi lagu Dendang Flobamora dan We Will Rock You yang dimainkan, mampu menyihir para penonton.
Penonton juga tampak bersorak sambil memuji salah seorang mayoret yang mengenakan busana bermotif Sumba.
Betapa tidak, selain berparas cantik dan anggun, sang mayoret begitu lincah dan tangkas dalam memandu setiap segmen gerakan para anggotanya. Penonton benar-benar terkesima dengan penampilannya yang prima.
VoxNtt.com pun berkesempatan mengajak mayoret itu berbincang-bincang usai pertunjukan.
Nama lengkapnya Yosefina Lindiani Dewa Mandeta. Gadis cantik kelahiran Lendiwacu, Sumba Tengah pada tanggal 25 Januari 2003 ini merupakan putri dari pasangan Oktavianus Cornelis Leko Mandeta dan Anastasia Srianti Dewa.
Lindy, demikian ia disapa adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ia saat ini berusia 16 tahun dan pelajar kelas 10 jurusan bahasa pada SMA St. Alfonsus-Weetabula.
Gadis blasteran Sumba-Flores ini mengaku baru pertama kali berperan sebagai mayoret.
Ia juga mengaku bangga karena meski baru pertama tampil, sudah menghibur para penonton di tingkat kabupaten.
“Saya merasa sangat bahagia dan bangga sekali karena pentas drum band kami hari ini berjalan dengan baik. Apalagi kami membawakan atraksi pada acara tingkat kabupaten. Semua kerja keras kami pada saat latihan selama ini membuahkan hasil yang baik”, ungkap Lindy.
Saat ditanya tentang urusan asmara, wanita yang gemar menyanyi ini mengaku masih jomblo.
“Kalau boleh jujur, kak. Saya belum punya pacar. Masih memfokuskan diri untuk belajar”, aku Lindy yang bercita-cita menjadi pramugari.
Lindy juga membagi tips bagi pemula agar bisa menjadi mayoret. Menurutnya, hal pertama yang harus dimiliki adalah rasa percaya diri.
“Harus percaya diri. Sebab tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin mencoba”, tegasnya.
Poin kedua yaitu pantang menyerah dan selalu tersenyum.
“Pada saat latihan, biasanya para pembina kadang-kadang marah. Jadi, meskipun mereka marah kita tetap menerimanya dengan senyuman penuh ikhlas dan jadikan itu sebagai cemeti untuk kita tetap berlangkah dan maju.
Ketiga adalah konsentrasi dan mampu bekerja sama dalam tim selama latihan dan saat pentas.
“Konsentrasi pada saat latihan. Hal ini berkaitan dengan feeling pada setiap tempo musik. Selain itu, untuk menunjang kerja sama dalam tim, harus ada sikap rendah hati dan menghormati orang lain”, ujarnya.
Terakhir kata dia, berpenampilan menarik.
“Bagi saya, penampilan menarik itu soal terakhir. Setelah hal-hal terdahulu yang saya sebutkan itu terlaksana baru hal yang mendukungnya adalah berpenampilan menarik. Dan hal yang paling penting dan utama adalah selalu berdoa dan percaya pasti Tuhan Yesus menuntun kita”, pungkas Lindy.
Penulis: Ignas Sara