Kefamenanu,Vox NTT- Manajemen Rumah Sakit (RS) Leona Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) diduga lalai saat menangani pasien atas nama Abraham Mariano Moni. Abraham sendiri adalah bayi yang baru lahir pada Minggu, 18 Agustus 2019 lalu.
Akibat kelalain tersebut, putra dari Tonci Piut Albertus Moni itu meninggal dunia pada Minggu, 25 Agustus 2019.
Tonci adalah warga yang berdomisili di jalan Diponegoro, RT 011, RW 004, Kelurahan Bansone Kecamatan, Kota Kefamenanu, kabupaten TTU.
Bayi itu meninggal dunia setelah mengalami demam, perut kembung, serta infeksi pada tangan kanan.
Infeksi tersebut diduga akibat luka bekas jarum infus saat mendapat perawatan di RS Leona Kefamenanu.
“Memang ada kelalaian, seharusnya yang pasang infus itu dokter yang sudah kompeten, suntikan untuk pasang infus di anak punya tangan itu ada beberapa dan semuanya akhirnya jadi infeksi,” ujar Tonci saat ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (30/08/2019).
Ia menuturkan, putranya dilahirkan di RS Leona Kefamenanu pada Minggu,18 Agustus melalui operasi caesar dengan berat badan 3,1 kg.
Beberapa waktu pasca putranya dilahirkann, Tonci mendapat telepon agar bertemu dengan pihak RS Leona di lantai 1.
Saat bertemu dengan dokter, ia diberitahukan jika bayinya menderita kekurangan albumin sehingga harus diinfus.
“Setelah rawat tiga hari dan diperiksa albumin sudah normal, makanya kami langsung keluar hari Rabu itu, tapi ternyata kami keluar itu anak bawa penyakit memang, kami pikir saja bekas infus itu akan hilang satu atau dua hari, tapi malah lebih parah lagi,” kesal dia.
Pasca keluar dari RS Leona, Tonci mengaku bayinya tidak bisa tidur. Pada Kamis, 22 Agustus 2019, kondisi putranya mulai memburuk.
Hal itu lantaran bayi mulai mengalami demam tinggi, perut kembung, serta infeksi pada bekas suntikan infus.
Melihat kondisi putranya tersebut, Jumat, 23 Agustus 2019, Tonci dan istrinya kembali membawa ke RS Leona untuk mendapatkan perawatan.
“Bawa sampai Leona itu yang kami tidak dapat pelayanan, dong (pihak RS Leona) alasan ada rapat di atas, saya punya anak posisi sekarat tidak ada yang turun untuk mau bagaimana-bagaimana, tindakan medis tidak ada sama sekali,” tuturnya.
“Anak punya tangan yang infeksi itu saat itu sudah mulai bernanah dan membatu, infeksi juga sudah mulai menyebar,” ujarnya.
Tonci menuturkan, lantaran tidak mendapatkan pelayanan di RS Leona, dirinya sempat membawa bayinya ke RSUD TTU pada Jumat malam.
Namun lantaran dokter spesialis anak tidak berada di tempat, bayinya baru dibawa kembali ke RSUD untuk mendapatkan penanganan pada Sabtu 24 Agustus 2019.
Setelah beberapa waktu mendapatkan pelayanan, bayi Tonci akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Minggu, 25 Agustus 2019 dini hari.
“Anak kecil begitu hari pikul 3 penyakit, itu infeksi di tangan, perut kembung, kemudian dia punya panas 38 derajat, panas 38 derajat waktu itu kami masih tes di Leona dulu, tapi setelah ditangani juga tidak turun-turun, mungkin Tuhan bilang daripada lu (kamu) menderita nah biar saya ambil pulang sudah,” tuturnya dengan nada sendu.
Tonci menegaskan, terkait persoalan ini, dirinya sudah membuat laporan di Polres TTU.
Ia berkomitmen akan terus menempuh jalur hukum agar putranya yang meninggal dunia bisa mendapatkan keadilan.
“Saya rasa tidak puas, saya tidak akan mengalah dengan ini kasus, kalau tidak ada proses hukum berarti saya akan pakai saya punya cara sendiri,” tegasnya.
Kapolres TTU AKBP Rishian Krisna Budhiaswanto saat dikonfirmasi VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp membenarkan adanya laporan polisi terkait kasus tersebut.
Kapolres Rishian mengaku, saat ini laporan itu sudah ditangani dan dalam penyelidikan bagian Reskrim Polres TTU.
“Sudah ada laporan terkait hal tersebut, dan sudah dalam penyelidikan Sat reskrim Polres TTU,” ujarnya.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan pihak RS Leona Kefamenanu belum berhasil dikonfirmasi.
Saat VoxNtt.com dan dua wartawan berusaha melakukan konfirmasi langsung, direktur RS Leona Kefamenanu sedang tidak berada di tempat.
Selain itu, pesan singkat yang dilayangkan VoxNtt.com pun hingga saat ini tidak direspon.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba