Betun, Vox NTT- LSM Tapen Bikomi menggelar sosialisasi tindak pidana perdagangan orang (human trafficking) di Hotel Ramayana Malaka pada tanggal 12-14 September 2019.
Dalam kegiatan tersebut LSM Tapen Bikomi menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Direktris LSM Tapen Bikomi Mawar Lake Pohan mengatakan, kegiatan sosialiasi ini menghadirkan para utusan dari berbagai desa di Kabupaten Malaka, tokoh agama, dan elemen lainnya.
Menurut Mawar, sosialisasi tindak pidana perdagangan orang wajib diikuti oleh para kepala desa.
Hal itu agar pencegahan tindak pidana perdagangan orang bisa dimulai dari desa.
“Hari ini kita libatkan desa-desa, sehingga mereka lebih paham mengenai dokumen-dokumen yang bisa diberikan kepada masyarakat yang hendak menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia), itu yang kita harapkan,” kata Mawar saat sosialisasi hari kedua, Jumat (13/09/2019).
Ia pun berencana akan menindaklanjuti sosialisasi tersebut dengan turun ke desa-desa. Di desa, juga akan melakukan sosialisasi serupa.
“Terutama bagi desa yang hari ini tidak hadir,” tukas Mawar.
Sangat Bermanfaat
Salah satu peserta Yoseph Seran mengaku, sosialisasi tindak pidana perdagangan orang tersebut sangat bermanfaat.
Yoseph mengatakan, pencegahan tindak pidana perdagangan orang seharusnya dimulai dari desa, lalu disusul di tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat.
Menurut dia, aparat desa penting hadir dalam sosialisasi itu demi kelengkapan administrasi TKI yang hendak ke luar negeri.
“Sehingga kalau sampai di luar negeri mereka (TKI) ada masalah, Pemerintah Indonesia bisa bantu tangani,” tukas dia.
Yoseph menambahkan, Dinas Nakertrans sudah menentukan petugas untuk mendata para calon TKI.
Namun lanjutnya, petugas yang ditempatkan di desa-desa itu datang ketika ada kasus tindak pidana perdagangan orang.
“Tidak melakukan tugas pendataan kalau tidak ada kasus, jadi semoga metode pencegahan ini dijalin melalui mitra pemerintah dan masyarakat,” tutur Yoseph.
Hal senada disampaikan Yovita Bria salah satu anggota PMKRI Malaka.
Yovita menilai kegiatan ini sangat bagus sebagai bekal pengetahuan tentang pencegahan tindak pidana perdagangan orang.
“Kemudian ketika pulang saya dan teman-teman akan sosialisasikan,” janji dia.
Menurut dia, di Kabupaten Malaka ada banyak warga yang mencari kerja ke luar daerah. Padahal, kata Yovita, ada banyak potensi di kabupaten itu yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
“Harapannya pemerintah bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Malaka,” harap dia.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba