Betun, Vox NTT- Likurai adalah salah satu tarian lokal Kabupaten Malaka. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini tampak tergerus di generasi milenial.
Sebab itu, Ikatan Mahasiswa Kanokar Liurai Malaka (Itakanrai) Kupang mulai mempertahankan tarian Likurai dengan langkah awalnya membentuk sanggar tari dan budaya.
Itakanrai Kupang sendiri adalah salah satu organisasi kepemudaan(OKP) asal kabupaten Malaka, yang ruang lingkupnya 5 kecamatan.
Kelimanya; yakni Kecamatan Sasitamean, Io Kofeu, Malaka Timur , Botin Leobele dan Laen Manen.
Organisasi mahasiswa yang dibentuk pada 12 Januari 2009 di Kota Kupang itu mulai mendirikan sanggar tari dan budaya.
Di sanggar ini para mahasiswa asal Malaka melatih tarian Likurai dan sejumlah budaya lainnya.
Ketua umum Itakanrai Kupang Jho kapitan mengaku, latihan menari dilaksanakan dua kali dalam sepekan yaitu pada hari Sabtu dan Minggu.
Sanggar tari yang berlokasi di Nasipanaf, Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang itu menyerap sekitar 20 mahasiswa penari. Mereka sudah sering tampil di berbagai ajang festival budaya.
“Budaya lokal menjadi identitas diri setiap insan manusia dan dengan masuknya budaya barat , Itakanrai berkomitmen untuk tetap mempertahankan dan melestarikan budaya lokal sebagai identitas bangsa dan Negara,” ujar Jho ketika dihubungi VoxNtt.com melalui sambungan telepon, Minggu (15/09/2019).
Selain menjaga dan melestarikan tarian Likurai, sanggar tari Itakanrai dibentuk untuk siap memprosikan budaya, baik tingkat daerah maunpun nasional.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba