Soe, Vox NTT-SEJAK Tahun 1975, Theresia Lie, sudah mengabdikan diri sebagai kader Posyandu.
Di usianya yang sudah kepala tujuh, dia masih tetap setia dan tidak mau meninggalkan pelayanan sebagai kader Posyandu.
Terhitung, sudah 44 tahun lamanya, tanpa pamrih dan dengan suka rela Theresia mendedikasikan diri sebagai kader.
Meski demikian, Nenek yang biasa disapa Oma Wio ini, tidak pernah lelah dan mengeluh. Ditemui pekan lalu, di salah satu Posyandu, Kelurahan Nonobonis, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Oma Wio tampak masih cekatan, melaksanakan tugasnya.
Saat dihampiri VoxNtt.com, Nenek berusia 72 tahun, pemilik 24 cucu ini, tampak dengan teliti dan cermat mencatat nama-nama ibu hamil dan nama balita yang dibawa warga ke Posyandu.
Tak sedikit pun guratan lelah pada wajah istri dari Aloysius Wio, pensiunan Polri ini meski kegiatan Posyandu sudah dimulai pukul 08.00 Wita hingga jam 12.00 Wita, siang.
Perempuan kelahiran Nano, Amanatun Selatan, 14 November 1947 menceritakan perjalanan panjangnya sebagai kader Posyandu.
Di tahun 1975, suami Oma Wio yang adalah anggota Polri ini, ditugaskan di Oe Ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS.
Di sebuah tempat bernama Mnela Anen, dirinya mulai terlibat aktif sebagai kader bersama seorang petugas medis yang biasa dipanggil Mantri Tanesib.
“Tahun 70-an sampai tahun 80-an itu, kami masih kejar-kejaran dengan masyarakat sampai ke hutan. Masyarakat belum tahu benar apa manfaat dari penyuluhan kesehatan. Kami datangi, mereka (masyarakat, red) ada yang lari ke hutan, kami ikut dan ajak baik-baik. Kami beritahu hal hal baik tentang Posyandu. Akhirnya, perlahan, mulai ikut,” kisah Oma Wio yang sampai saat ini masih setia menulis pengalaman-pengalaman hidupnya pada sebuah buku catatan harian.
Persoalan rendahnya kesadaran masyarakat ikut Posyandu, tak membuat dirinya dan kader-kader yang lain patah arang. Tantang yang dialami, justru semakin memicu para kader ini untuk terus memberikan layanan kesehatan.
“Di tahun 80-an di Kelurahan Nonohonis juga demikian. Masyarakat belum sepenuhnya sadar. Jadi, kalau ada Posyandu maka saya dan kader lain datang dari rumah ke rumah. Bahkan, kami harus duduk berjam-jam untuk menunggu masyarakat yang masih aktivitas untuk selanjutnya bersama-sama ke Posyandu,” kisah Oma Wio.
Tanpa pamrih, Oma Wio bersama para kader maupun tenaga medis terus mengajak masyarakat untuk terlibat aktif di Posyandu.
Perjuangan dan pengorbanan waktu dan tenaga Oma Wio melayani kesehatan ibu dan anak berbuah manis.
“Semakin hari masyarakat di Nonohonis sudah sadar betul akan pentingnya Posyandu. Saat sekarang ini, kita tidak repot lagi. Kalau ada Posyandu, masyarakat sudah datang sendiri. Tidak perlu kita cari lagi,” katanya
Komitmen dan konsistensi Oma Wio pun mendapat perhatian dari pimpinan daerah pada periode-periode sebelumnya. Berbagai pelatihan, jambore Posyandu hingga aneka perlombaan dia ikuti dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi.
Pada Jambore Posyandu tingkat Provinsi NTT tahun 1996 di masa kepemimpinan Gubernur Musakabe, dimana Ketua Tim Penggerak PKK, Ny.Agnes Musakabe, Oma Wio, mewakili TTS dan berhasil meraih juara 3 tingkat provinsi mewakili TTS.
Sudah tak terbilang penghargaan berupa piagam yang diperoleh sosok yang sudah asam garam dengan dunia Posyandu ini.
Lalu apa, motivasi yang memantik Oma semangat Oma Wio hinga saat ini tetap bersemangat sebagak kader di usianya yang sudah tua ini?
Menurut Oma Wio, saat SD dirinya bercita-cita menjadi Suster untuk bisa melayani sesama.
“Hanya tak kesampaian cita-cita itu. Setelah tamat SMP sudah disunting Opa (Alo Wio, red). Oleh karena itu, Posyandu itu yang mengobati kerinduan saya untuk mengabdi Tuhan lewat sesama, seumur hidup saya,” ujar pemilik akun Facebook ‘Theresia Lie’ ini.
Pada sebuah wall Fb-nya Theresia pernah menulis, “Semoga senyumku menyentuh hati ibu ibu agar hadir selalu dalam pelayanan bayi balita serta bumil. Pada setiap bulan tanggal 12 di Posyandu Nonohonis 2 kelurahan Nonohonis. Biarkanlah anak anak datang padaku sebab merekalah sahabatku,”.
Kapan berhenti sebagai kader Posyandu? Oma Wio hanya tersenyum sambil mengatakan, “Tiada akhir. Selagi masih sehat dan kuat, saya akan tetap melayani Tuhan di Posyandu”.
Biodata
Nama : Theresia Lie.
TTL : Nano, Oinlasi, 14 Nop 1947.
Suami : Aloysius Wio
Anak : 9 orang
Cucu : 24 orang
Cece : 3 orang
Riwayat Pendidikan
SD Yaswari Soe V Tahun 1958 (Tamat)
SMP Katolik Sint. Vianney, Tahun 1964 ( Tamat)
Penulis : L. Ulan
Editor: Irvan K