Betun, Vox NTT- Para kepala desa di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka melakukan kaji banding ke Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Rabu (15/10/2019).
Kaji banding itu untuk melihat dari dekat kegiatan pertanian dan peternakan yang sudah sangat berkembang dan menjadi ikon di Provinsi Jawa Timur, bahkan nasional.
“Melihat program yang dikembangkan di Desa Pujon Kidul yang sinkron dengan potensi yang ada di Kabupaten Malaka, maka kita mau melihat langsung dan belajar bagaimana memgembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada desa ini,” kata Primus Yoseph Nahak, Sekcam Malaka Tengah saat menyampaikan sambutannya di Balai Pertemuan Desa Pujon Kidul dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Rabu (16/10/2019).
Primus menambahkan, Revolusi Pertanian Malaka yang menjadi program Bupati Stefanus Bria Seran (SBS) harus mampu diimplementasikan. Hal itu harus diperoleh juga dengan belajar ke daerah lain yang lebih berkembang.
“Kaji banding yang kita lakukan ini berkaitan erat dengan program Revolusi Pertanian Malaka yang dicetuskan Bupati SBS, sehingga dapat diterapkan di wilayah desa masing-masing. Dan mau tidak mau kita harus bisa belajar dari wilayah lain yang lebih maju,” kata Primus.
Sementara itu, Anas Taufiq Kepala Urusan Perencanaan dan Pembangunan mewakili Kepala Desa Pujon Kidul dalam kesempatan yang sama mengapresiasi kunjungan dari para kepala desa dari Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
“Kami sangat terbuka kepada siapa saja yang mau datang belajar di sini dan kami pun masih terus belajar untuk mengembangkan desa kami menuju kepada kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Dia mengaku program Revolusi Pertanian Malaka juga sangat bagus karena searah dengan kegiatan pertanian dan peternakan di Pujon Kidul.
Oleh karenanya, sangat sinkron jika kedua daerah ini bertukar informasi di bidang pertanian dan peternakan.
Kegiatan kaji banding ini disertai dengan kunjungan lapangan dan sharing tentang BUMDes.
Dalam kaji banding ini, selain kepala desa, hadir juga para sekretaris desa di wilayah masing-masing.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba