Mbay, Vox NTT- Jangan buang shock breaker bekas Anda. Sebuah inovasi baru di dunia otomotif telah hadir di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Seorang tukang bengkel di Mbay ternyata mampu mereparasi shock breaker sepeda motor bekas hingga dirasa seperti baru lagi.
Pria tersebut mengaku bernama Jokowi asal Provinsi Jawa Timur.
Bengkel tempat Jokowi bekerja diberi nama Surya Agung Motor. Lokasinya berada tepat di depan Markas TNI Komando Rayon Militer 1625-05 Aesesa, Kabupaten Nagekeo.
Perbaikan suku cadang sepeda motor khususnya shock breaker belakang di Mbay merupakan pertama dan satu-satunya.
Bengkel di Kabupaten Nagekeo umumnya hanya menerima jasa perbaikan shock breaker depan sepeda motor.
Sedangkan untuk shock breaker belakang, masyarakat Kabupaten Nagekeo akan segera membuangnya bila dirasa telah rusak dan segera menggantikannya dengan yang baru.
Namun di tangan Jokowi, shock breaker belakang itu dapat dimodifikasi hingga bisa digunakan kembali.
Untuk urusan pekerjaan, Jokowi dibantu oleh dua orang karyawannya.
Sejak dibuka tahun lalu, ia mengaku tak ada pelanggannya yang mengeluhkan kualitas shock hasil modifikasinya.
Menurut Jokowi, hal itu menandakan bahwa kualitas shock hasil modifikasi memang lumayan baik.
Apalagi, harga perbaikan shock yang tentu lebih murah dibandingkan membeli yang baru.
Jokowi mematok tarif perbaikan mulai dari Rp 100 – 200 ribu per sepeda motor, tergantung jenis dan type shock breaker sepeda motor.
Shock breaker belakang Yamaha Vixion misalnya, harga rata-rata untuk setiap bengkel di Mbay berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.
Namun, di tangan Jokowi pelanggan hanya merogoh kocek Rp 150 ribu, untuk mendapat kembali shock perbaikan yang kualitasnya nyaris sama dengan yang baru.
Menurut dia, penyebab utama yang kerap menimpa shock breaker belakang motor adalah bocornya seal karet.
“Kalau sudah bocor, oli sok bakal keluar dan meluber ke mana-mana. Efeknya, bikin pengendara motor kurang nyaman,” katanya.
Jokowi melanjutkan, ciri lain dari kerusakan shock breaker belakang yakni adanya ayunan balik yang dirasa terlalu banyak, sehingga motor terasa mental-mentul. Sebab yang bekerja hanya pegasnya.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba