Betun, Vox NTT-Musim kemarau panjang di Kabupaten Malaka, mengakibatkan sejumlah masyarakat khususnya di Desa Sanleo, Kecamatan Makaka Timur mengalami krisis air bersih.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat setempat harus mengambil air yang berjarak dua kilo meter dari pemukiman.
Salah satu warga desa Sanleo, Dominggus Asa, saat ditemui media ini, Selasa (22/10), mengatakan, selama musim kemarau, sumur yang ada di sekitar rumah penduduk mengalamai kekeringan.
Dominggus mengaku, selama ini tangki air dari Kecamatan hanya mendistribusikan air bersih kepada masyarat apabila ada kematian atau pesta.
Selain itu tangki air dari Kecamatan tidak mendistribusikan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari Masyarat.
“Tangki jarang masuk, kecuali ada acara kematian atau pesta,” ungkap Dominggus Asa.
Dikatakan, krisis air bersih terjadi sejak sekitar musim kemarau, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk minum dan masak, masyaratakat mengandalkan satu sumur yang jaraknya sekitar dua kilomerter dari pemukiman.
“Itupun harus saling rebut dan antre. Jika terlambat maka tidak dapat air, karena sumber mata airnya terbatas,” ungkapnya.
Dominggus berharap, pemerintah setempat bisa memperhatikan krisis air bersih agar masyarat tidak harus berebutan ambil air.
Pemerintah Kecamatan juga diharapkan agar bisa membagi jadwal untuk distribusikan air bersih bukan menunggu ada acara saja.
Sebagaimana terpantau media ini, Dominggus terlihat mengunakan sepeda motornya, memuat beberapa jerigen menuju sumber mata air. Selain dia, puluhan masyarakat lainnya datang mengantri pada sore hari.
Terpisah, salah satu petani, Yos di Desa Umanen Lawalu, Kecamatan Malaka Tengah, mengeluhkan sawahnya yang mengalami kekeringan akibat saluran air kering. Yos mengaku, kemungkinan ia akan mengalami gagal panen.
“Saat ini saluran air kering tidak ada air yang disalurakan sehingga hamparan sawah disini semua mengalami kekeringan dan terancam gagal panen,” ungkapnya.
Dirinya berharap agar pihak yang terkait bisa mengontrol air dan dari bendungan agar sawah miliknya dan masyarat tidak mengalami gagal panen.
“Ini tanggung jawab kita semua selain pemerintah, petani juga harus berusaha dan mencarikan solusinya sehingga tidak terjadi gagal panen,” ujarnya.
Potret lain ditemukan di desa Kateri, kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Pantauan media ini, masyarakat kesulitan mengakses air. Hal ini terlihat dengan antrian panjang di salah satu mata air guna memenuhi kebutuhan makan-minum setiap hari.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Irvan K