Ende, Vox NTT-Kasus kematian Anselmus Wora (45), ASN Dinas Perhubungan Ende mendapat respon dari berbagai pihak.
Selain publik dan pihak keluarga, peristiwa tersebut juga direspon oleh Bupati Ende, H. Djafar H. Achmad dan Ketua DPRD Fransiskus Taso.
Bupati Achmad mendukung penyidik Polres Ende untuk mengusut kasus kematian secara terang benderang dengan tanpa ada penafsiran secara sepihak.
“Saya tidak tahu pokok persoalan seperti apa. Keluarga juga sudah melaporkan ke saya dan proses hukum adalah jalan terbaik agar tidak ada bicara begini begitu,” ungkap Djafar setelah ditanya wartawan usai rapat paripurna DPRD Ende, Selasa (05/11/2019) pagi.
Bupati Achmad pun membantah pertanyaan wartawan terkait dugaan keterlibatan sopirnya dalam kasus tersebut.
Ia mengaku tidak mengetahui karena saat itu pada Kamis tanggal 31 Oktober 2019 adalah hari libur dan dirinya sedang berada di Jakarta.
“Tidak ada perintah lisan dari saya karena itu hari kan libur. Waktu itu saya ada di Jakarta, jadi tidak ada hubungan dengan saya,” kata Bupati Achmad setelah ditanya wartawan.
Menurutnya, kasus tersebut sebaiknya diserahkan kepada pihak penegak hukum untuk diusut dan dibuka ke publik.
Sebagai Bupati, dirinya mendukung dan menyerahkan secara penuh kepada pihak Kepolisian agar tidak ada tafsiran sepihak.
DPRD Surati Polisi
Ketua DPRD Ende Fransiskus Taso pun turut melontarkan pernyataan atas kematian Anselmus yang oleh keluarga dianggap tidak wajar.
Terkait dugaan meninggal tidak wajar, Fransiskus menyatakan akan menyurati pihak Kepolisian untuk membongkar dalang dibalik kematian Anselmus di Pulau Ende.
“Kami sebagai lembaga juga akan menyampaikan secara resmi, bersurat kepada pihak Kepolisian untuk segera melidiki kasus ini secara tuntas untuk mengetahui siapa pelakunya,” ungkap Fransiskus usai rapat paripurna DPRD Ende.
Alasan bersurat ke pihak Kepolisian, kata dia, bukan karena almarhum sebagai ASN ataupun pejabat negara.
Tetapi almarhum adalah sebagai masyakarat Kabupaten Ende dan karena ada dugaan kejanggalan kematiannya, maka lembaga DPRD wajib hukumnya untuk mengambil sikap.
“Dan juga kejadian ini membuat keluarga merasa bukan kematian yang wajar. Untuk itu saya atas nama DPR untuk meminta pihak kepolisian mengusut dan kita akan menyurati pihak Kepolisian,” katanya.
“Saya bersama pimpinan komisi akan melihat waktu ini dan kita akan menyampaikan secara kelembagaan. Kira-kira satu dua hari kedepan ini,” tambahnya.
Sebagai Lembaga DPRD, ia menyatakan turut berduka cita terhadap keluarga almarhum. Sebab, selama masa hidup almarhum kerap melancarkan urusan-urusan kepemerintahan.
Untuk diketahui, Anselmus meninggal dunia di kawasan Tambatan Perahu di Ekoreko, Desa Rorurangga, Kecamatan Pulau Ende pada Kamis 31 Oktober 2019.
Oleh keluarga, saat itu almarhum ke Pulau Ende diajak dua rekannya untuk memperbaiki kendaraan DAK yang kondisi rusak.
Keluarga sendiri mengetahui Anselmus meninggal dunia setelah jasad korban disemayamkan di ruang jenazah RSUD Ende pada Jumat dini hari.
Korban diketahui luka pada bagian kepala diduga terkena benda keras hingga terjadi pendarahan dan meninggal dunia.
Keluarga sendiri menilai, kematian Anselmus sudah terencana dan dianggap tak wajar.
Baca Juga: Disebut Meninggal Tak Wajar, Keluarga Minta Polisi Usut Kematian Ansel Wora
“Kami menemukan fakta, adanya kejanggalan, ada ketidakwajaran terhadap korban Ansel ini karena di bagian kepala terutama ubun-ubun ada luka dan ada keluarnya darah dan kepalanya lembek. Menurut kami kematian ini tidak wajar. Kalaupun wajar kami tidak mungkin datang ke sini (Mapolres Ende, red),” ungkap Hendrikus Seni usai bertemu Kapolres Ende AKBP Achmad Muzayin, belum lama ini.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba