Kupang, Vox NTT – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Hilda Riwu Kore Manafe meminta Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) NTT untuk melibatkan festival Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-provinsi itu.
Hal ini disampaikan Hilda saat menutup kegiatan festival Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta se-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang, Sabtu (09/11/2019).
Anggota DPD RI asal NTT itu, berharap agar pihak sekolah terutama para guru dan siswa bisa terus mengasah bakat dan kemampuan. Itu bisa diimplementasikan dalam bentuk penampilan pada setiap event yang ada.
Upaya tersebut penting dilakukan agar siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri pada setiap jenjang studi yang akan dilalui.
“Oleh karena itu, saya berharap BMPS NTT terus mengadakan kegiatan positif seperti ini. Tidak hanya untuk SMA/SMK namun diharapkan bisa dilakukan untuk jenjang SD dan SMP sebagai bentuk mempersiapkan para siswa dalam setiap jenjang study untuk mengembangkan bakat yang dimiliki,” kata Ketua PKK Kota Kupang itu.
Selaku senator, Hilda memaknai kegiatan BMPS NTT itu sebagai pelajaran yang sangat berharga. Festival tersebut adalah bukti nyata karya SMA/SMK swasta NTT yang sangat luar biasa kontribusinya bagi dunia pendidikan NTT.
“Anak-anak kita belajar di sekolah swasta, punya bakat yang istimewa, hal ini bukanlah proses yang jatuh dari langit, ini adalah produk pembelajaran yang bermutu di sekolah swasta dalam mengembangkan ekstra kurikuler,” tandasnya.
Hilda juga mengajak seluruh stakeholder yang bergerak di bidang pendidikan swasta agar tidak takut dan tidak ragu menyekolahkan setiap anak.
”Dan, mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah swasta, karena sekolah swasta bagus dan bermutu tinggi,” tegasnya.
Terpisah, Ketua BMPS NTT Winston Neil Rondo mengatakan kegiatan tersebut diharapkan sebagai sebuah loncatan untuk menggapai mimpi dan cita-cita yang lebih besar di masa mendatang. Itu terutama oleh setiap peserta yang turut dalam kegiatan festival SMA/SMK se-NTT.
“Semangat dari kegiatan ini adalah untuk membangun soliditas atau kekompakan antar SMA/SMK swasta se-NTT,” katanya.
Menurutnya, di masa mendatang ada banyak rintangan besar melalui kebijakan-kebijakan pemerintah yang masih bersifat diskriminatif terhadap sekolah swasta.
“Belum adanya pemerataan di berbagai aspek antara sekolah swasta dan sekolah negeri, ini perjuangan yang tiada henti, kita harus berkumpul, mendengar pergumulan, pemikiran-pemikiran bernas dari semua kita yang bergelut memajukan pendidikan, terutama pendidikan swasta,” ungkap Winston.
Setelah kegiatan itu kata dia, BMPS NTT mempunyai agenda diskusi akhir tahun. Ajang diskusi ini akan digelar pada tanggal 4 Desember mendatang.
Agenda ini adalah catatan refleksi BMPS tentang situasi pendidikan di NTT tahun 2019, serta proyeksi atau harapan sekolah swasta menghadapi tahun 2020.
“Hal ini akan dilakukan sebagai evaluasi dan harapan kita, diskusi kita akan bermuara pada isu pendidikan baik dari persepektif pendidikan swasta maupun pembangunan pendidikan secara umum, dengan cara seperti ini bisa membuat pemerintah tetap terjaga dengan agenda membangun pendidikan,” ujar tenaga ahli DPD RI itu
Sementara itu, Ketua panitia festival Pastor Cornelis Usboko mengatakan BMPS NTT sejak dilantik pada tahun 2016 lalu, terus eksis mempersatukan sekolah swasta dalam berbagai kegiatan yang membangun citra pendidikan swasta.
“Baik di kalangan masyarakat, orangtua, pemerintah dan pemerhati pendidikan di NTT, berbagai kegiatan seperti seminar, gebyar sekolah swasta, hingga festival pada tahun 2019 yang diikuti oleh 30 sekolah yang berasal dari Pulau Flores, dan sekolah swasta yang ada di Kabupaten/Kota di Pulau Timor,” ungkapnya.
Menurut Pastor Cornelis, kegiatan tersebut bertujuan untuk menghimpun dan mempersatukan sekolah-sekolah swasta se-NTT. Hal ini disadari bahwa sekolah swasta yang tersebar di seluruh pelosok NTT selalu hadir menjadi bagian dari masyarakat.
“Sekolah swasta membawa sukacita, membawa nilai, sekalipun dalam keterbatasan, sekolah swasta menunjukan bukti nyata sebagai berkat bagi sesama, khususnya siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah swasta,” ungkap Ketua Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Kupang itu.
Pastor Cornelis mengaku, saat makan malam dan pertemuan bersama Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, dia diminta oleh beberapa guru dan orangtua siswa untuk menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan SD dan SMP swasta se-NTT atau seminimal mungkin tingkat Kota Kupang
Oleh sebab itu selaku pengurus BMPS NTT, dia akan mendiskusikan permintaan tersebut.
“Semoga pada hari pendidikan nasional bulan mei tahun 2020, BMPS bisa mengadakan kegiatan ini tingkat Kota Kupang,” harap Pastor Cornelis.
Untuk diketahui, kegiatan yang diselenggarakan oleh BMPS NTT itu berlangsung selama 3 hari terhitung sejak tanggal 7 sampai 9 November 2019.
Kegiatan itu melibatkan 30 sekolah swasta se-Provinsi NTT.
Para siswa dan guru pendidik dari setiap sekolah swasta sangat antusias untuk menyukseskan event akbar tersebut.
Ada empat jenis kegiatan tersebut yakni, lomba cerdas cermat bahasa Inggris, pidato bertema pariwisata, tarian daerah NTT dan solo lagu nasional, serta seminar pendidikan swasta.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba