Ende, Vox NTT- Penyidik Polres Ende mengaku telah memeriksa 30 orang sebagai saksi dalam kasus kematian Anselmus Wora (45), ASN pada Dishub Kabupaten Ende, Flores, NTT.
Anselmus dikabarkan meninggal dunia di Dusun Ekoreko, Desa Rorurangga, Kecamatan Pulau Ende pada Kamis 31 Oktober 2019 lalu.
Hingga saat ini, proses penyelidikan oleh Polres Ende masih terus berjalan. Polisi pun mengaku belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
“Sampai saat ini kami belum menetapkan tersangka maupun melakukan penangkapan ataupun penahanan. Tapi kami sudah melakukan pemeriksaan enam saksi secara intensif karena mereka itu sesuai keterangan saksi yang menemukan pertama kali korban,” ungkap Kanit Pidum Satreskim Polres Ende Andre Iskandar kepada keluarga korban di Mapolres Ende pada Sabtu (16/11/2019) siang.
Ia menerangkan, penyidik belum menemukan alat bukti yang cukup untuk kepentingan penetapan tersangka. Namun, setiap proses perkembangan penanganan kasus tersebut (SP2HP, red) pihaknya berjanji akan terus disampaikan ke pihak keluarga.
“Yang jelas bahwa apa yang kami lakukan dalam proses penyelidikan ini sama seperti yang dirasakan oleh keluarga karena kita ingin untuk segera tuntaskan. Kami berkerja secara terbuka dan perkembangan kami akan terus sampaikan ke pihak keluarga,” kata Andre.
Sementara istri korban, Margaretha Yeni Suwo mengharapkan agar kasus yang menimpa suaminya segera terungkap dan pelakunya diproses secara hukum berlaku.
Yeni menyatakan ini sebab ia dan keluarga merasa terpukul akibat misteri yang menimpa suaminya. Ia menegaskan, suaminya meninggal dunia akibat dari pembunuhan secara terencana.
“Suami saya tidak punya riwayat sakit. Jadi, suami saya meninggal karena dibunuh,” ungkap Yeni di Mapolres Ende, usai diambil keterangan sebagai saksi oleh polisi.
Hal serupa diungkapkan Hendrikus Seni, kakak dari almarhum Anselmus Wora. Ia menyatakan keluarga sudah menyimpulkan bahwa Anselmus meninggal dunia akibat dibunuh.
Sebab, keluarga menemukan sejumlah kejanggalan pada diri korban yakni luka pada bagian kepala akibat benturan benda keras hingga mengalami pendarahan dan meninggal dunia.
“Keluarga sudah menyimpulkan bahwa kasus ini akibat dari pembunuhan. Ada dugaan korban ini dibunuh oleh siapa-siapa kami belum tahu. Tapi kami tahu bahwa orang yang pertama kali mengajak korban ke Pulau Ende adalah orang pertama yang kami curigai,” ungkap Hendrikus kepada wartawan di Mapolres Ende, Sabtu sore.
Untuk itu, ia berharap agar kasus ini diungkap dan terbuka ke publik. Pihak Kepolisian juga diharapkan agar segera mengungkapkan dan menetapkan pelaku pembunuhan.
“Sudah tiga kali kami datang ke sini. Kami sangat berharap agar kasus ini diusut dan dibongkar termasuk siapa di baliknya,” kata Hendrikus.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba