Ende, Vox NTT-Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Flores, NTT kini mulai gencar mempromosikan komoditas pertanian.
Komoditas itu, baik berasal dari Kabupaten Ende maupun kabupaten lain di daratan Flores.
Disebutkan bahwa hasil komoditas pertanian di Ende dan daerah sekitarnya di Flores kini tak kalah unggul dari wilayah lain di Indonesia. Misalnya, komoditi kopi yang sangat berkualitas dan sudah terkenal ke mancanegara yakni kopi Bajawa dan Manggarai.
Tak hanya itu, kopi dari Kampung Adat Wologai, Ende baru-baru ini diminati turis dari Inggris. Bahkan mereka meminta pengiriman untuk sampel di negaranya.
“Hingga November lalu, komoditas pertanian dari Ende yang dikirim sebanyak 94 ton atau senilai Rp 2,976 miliar. Tentunya bila produktivitas dan kontiunitas bisa ditingkatkan maka bisa meningkatkan neraca perdagangan. Apalagi kopi Flores sudah dikirim ke Belanda, Amerika Serikat, Australia, Tiongkok, Taiwan, dan Inggris melalui Surabaya,” ujar Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Yulius Umbu Hunggar, pada rapat koordinasi dan sinergitas serta giat ekspor dan investasi pertanian di Club House Global View Hotel, Kabupaten Ende, Senin (09/12/2019).
Menurutnya, kegiatan Rakor ekspor dan investasi tersebut untuk mewujudkan ekspor komoditas pertanian dari Ende pada waktu akan datang.
Terlebih melihat potensi ekspor komoditas unggulan yang keluar dari Ende, sinergitas antar instansi dan seluruh stake holder harus diperkuat.
Meskipun saat ini belum ada alat angkut dan juga pelabuhan yang ditetapkan sebagai tempat pengeluaran untuk ekspor, lanjut Yulius, harus tetap optimistis merealisasikannya secepatnya.
“Ende tak hanya dikenal sebagai bagian dari sejarah Indonesia, tempat lahirnya Pancasila yang dicetuskan oleh sang proklamator Bung Karno, tetapi juga kayak dengan hasil buminya. Area perkebunan yang masih luas dan bisa ditingkatkan tentunya bisa mendorong peningkatan produktivitas,” kata dia.
Yulius berharap rapat koordinasi ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan ekspor komoditas pertanian dari Ende.
Infrastruktur dan persyaratan lainnya sudah siap tentunya sudah menjadi keniscayaan Ende dan daerah lainnya di Flores mampu ekspor komoditi kopi secara langsung.
“Seluruh pemangku kepentingan bergerak sehingga bisa segera terealisasi. Tidak hanya kopi saja tetapi komoditas lainnya yang secara volume dan frekuensi relatif tinggi keluar dari Ende seperti kemiri, cengkih, kopra, kakao, dan pisang. Komoditas lainnya yang berpotensi ekspor perlu peningkatan produksi di antaranya porang dan jamur susu harimau,” tutur Yulius.
Peluang Investasi
Kepala Bidang Keamanan Hayati Hewani, Amir Hasanudin yang hadir mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) selaku narasumber memaparkan peran Barantan selaku economic tools.
Ia menyatakan hal itu untuk mendorong peningkatan ekonomi dengan ekspor komoditas pertanian.
Peran lainnya karantina sebagai sistem perlindungan hewan, tumbuhan, lingkungan dan sumber daya hayati; sistem pengawasan keamanan pangan, pakan, perlindungan dari bioterorism; dan perlindungan di perbatasan (border protection).
“Kami mengapresiasi giat seperti ini sebagai langkah nyata untuk menyinergikan antar-pemangku kebijakan. Duduk bersama membahas dan segera merealisasikan ekspor komoditas pertanian dari Ende. Jadi bila ada kendala bisa segera diatasi sesuai tupoksi masing-masing,” kata Amir.
Hasil dari Rakor ini, kata Amir, tentunya untuk kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Peningkatan produktivitas pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta masyarakat dan lebihnya bisa dikirim ke daerah atau negara lain.
Surplus ini nantinya yang akan menjadi peningkatan neraca perdagangan.
“Peluang investasi bidang karantina di Ende dan Flores umumnya masih terbuka luas. Misalnya saja fumigasi, belum ada fumigator di Pulau Flores. Padahal fumigasi ini menjadi syarat dari 20 negara tujuan. Rumah sarang walet juga peluang investasi, karena produknya ini sudah punya pasar tetap yaitu Tiongkok yang paling tinggi volumenya. Berdasarkan data otomasi IQFast ada pengeluaran sarang burung walet dari Flores ini,” paparnya Amir.
Amir menyebutkan ada lima kebijakan strategis Kementerian Pertanian dalam meningkatkan ekspor komoditas pertanian.
Kebijakan tersebut adalah meningkatkan volume ekspor, menambah jumlah negara mitra dagang, meningkatkan frekuensi pengiriman, menambah ragam komoditas ekspor, dan mendorong pertumbuhan eksportir baru.
“Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Saya optimistis Ende mampu mengekspor secara langsung komoditas pertaniannya dengan potensi yang masih besar. Peran pemerintah daerah dan pemangku kebijakan lainnya sangat penting,” pungkas dia.
Untuk diketahui, Rakor tersebut dihadiri Bupati Ende H. Djafar H. Achmad, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean C Maumere, Pelindo III Cabang Ende, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ende, dan Pengusaha Nasional Indra Hasan.
Kemudian, adapula peserta rapat koordinasi berasal dari instansi terkait, perbankan, dan akademisi.
Hasil rapat koordinasi tersebut disepakati pembentukan Tim Terpadu Giat Ekspor dan Investasi Pertanian di Ende dengan surat keputusan Bupati Ende untuk segera menindaklanjuti.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba