Labuan Bajo, Vox NTT- Kapal Plataran Pinisi Bali tenggelam di Perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (21/01/2020).
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, kapal tersebut terjadi kecelakaan laut tunggal sekira pukul 12.00 Wita karena cuaca buruk. Pristiwa tersebut terjadi di sekitar Pulau Bidadari pada koordinat S 080 28 541’-E 1190 50 947’.
Saat kecelakaan, kapal Plataran Pinisi Bali memuat sejumlah wartawan Istana Kepresidenan. Mereka pulang dari Pulau Bidadari.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Para wartawan selamat termasuk seluruh Anak Buah Kapal (ABK).
Sebelumnya pada Senin, 20 Januari 2020 kemarin, kapal tersebut ditumpangi oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya di Perairan Labuan Bajo.
“Kapal yang digunakan wartawan tersebut bukan yang digunakan oleh Presiden selama berada di Labuan Bajo. Namun kapal tersebut digunakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kemarin (Senin, 20/1) di Labuan Bajo,” tulis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam rilisnya yang diterima VoxNtt.com, Selasa sore.
Meski telah digunakan dua menteri Jokowi, namun kapal Plataran Pinisi Bali yang tenggelam tersebut diduga tidak layak menjadi kapal wisata.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus mengungkapkan kapal tersebut tidak memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) untuk kapal wisata.
“Kalau data yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kapal Plataran Pinisi Bali yang tenggelam, Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) mati tahun 2015 dan tidak bisa disebut kapal wisata,” ungkap Agustinus saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa sore.
Menurut Agustinus, pihaknya telah menghubungi Kantor Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Labuan Bajo untuk menanyakan izin berlayar dari Kapal Plataran Pinisi Bali.
“Saya sudah kontak KPPP, dan memang tidak ada izin berlayar, coba nanti tanya kepala KPPP,” lanjutnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba