Oelamasi, Vox NTT-Camat Kupang Barat Camat Kecamatan Kupang Barat, Yusak A. Ulin membantah tuduhan masyarakat Desa Oematnunu, Kabupaten Kupang terkait persekongkolannya dengan Kepala Desa yang saat ini sudah selesai masa bakti.
Menurut Yusak, tuduhan persekongkolan itu sama sekali tidak berdasar. Ia bahkan mendukung segala persoalan di Desa Oematnunu untuk diangkat ke publik agar ada perbaikan.
“Mengenai perencanaan dan LPJ. Saya hanya pantau saja dia punya program kerja sampai di mana. Saya tidak mungkin ikut campur itu. Nanti tolong beri tahu saya, siapa itu yang lapor itu. Itu tu persaingan politik. Namanya manusia dia punya kerja ada yang kurang,” tandasnya.
Sebelumnya, media ini memberitakan adanya dugaan masyarakat bahwa ada kerja sama tersistematis antara camat dan Kepala Desa Oematnunu yang masa jabatannya sudah habis pada Desember 2019, Yulianus Laitoto.
Tuduhan masyarakat itu bermula dari pernyataan Camat Yusak, Jumat (20/02/2020) malam terkait LPJ Dana Desa Oematnunu yang mengatakan tidak ada masalah.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Orang Oematnunu Membongkar Penyelewengan Dana Desa (Part 2)
Sementara menurut masyarakat ada banyak masalah di desa itu bahkan berbuntut laporan ke berbagai instansi pemerintahan dan institusi kepolisian agar memeriksa Kades Yulianus.
Camat Yusak kepada VoxNtt.com mengaku sudah mengonfirmasi ke Kades Yulianus dan Kades melaporkan jika Ia (Kades) sudah diperiksa oleh BPKP NTT atas laporan masyarakan dan hasilnya tidak ada masalah.
Yusak juga menjelaskan, Sang Kades ingin dimediasi dengan pihak yang melaporkan tetapi dirinya (Camat) tidak memanggil kedua belah pihak dengan dasar, Kades sudah diperiksa BPKP dan hasilnya tak bermasalah. Sehingga Yusak merasa, berarti tidak ada lagi yang perlu dimediasikan.
“Setelah laporan itu masuk, saya langsung mengontak kepala desa dan dia maunya mediasi. Selaku Camat saya tidak panggil dua pihak. Saya hanya memanggil kepala desa. Dia bilang sudah diperiksa oleh BPKP dan semua sudah selesai, tidak ada masalah,” ujar Yusak, Jumat (20/02/2020).
Baca Juga: Kisah Perjuangan Orang Oematnunu Membongkar Penyelewengan Dana Desa (Part 1)
Ditanya mengenai Musrembangdes yang tidak dilakukan, Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan kepala desa dan kepala desa menyampikan, sudah dilaksanakan.
Sedangkan terkait proyek lapen di Dusun II, Camat mengaku, dirinya belum mengonfirmasi terkait hal itu.
Namun demikian, pernyataan Camat dan pengakuan Kades terbantahkan oleh pernyataan dua pendamping desa yang berhasil dikonfirmasi VoxNtt.com pada Jumat (20/02/2020).
Virgo Bella, pendamping desa di Kecamatan Kupang Barat membenarkan bahwa Musyawarah tingkat dusun dan desa tidak dilaksanakan.
Virgo justru heran, ketika pada hari yang sama (Jumat, 20 Februari 2020), Kecamatan Kupang Barat melakukan Musyawarah tingkat Kecamatan dan Pemdes Oematnunu menggunakan hasil Pramusrembangdes sebagai usulan di Musrembangcam.
Tak hanya itu, pemerintah desa terkesan mengabaikan peran mereka (pendamping desa).
Baca Juga: Baku Atur di Papan Catur Politik Victor Laiskodat
Hal itu karena, dalam proses perencanaan hingga laporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa, Virgo tak pernah dilibatkan. Bahkan jadwal MusDes hingga MusDus tidak pernah ia dapat.
“Kalau MusDus saya memang tidak ikut. Tapi kalau MusDes saya selaku pendamping tidak pernah mendapat jadwal. Tahun 2019 ada Pramusrembangdes tidak sampai tahap Musrembang. Hari ini Musrembang camat. Dari desa hanya kasih laporan yang pra saja. Saya tanya pelaksana harian kepala desa, dia jawab masyarakat tidak mau ikut karena kerja kebun,” ujar dia.
Ia menegaskan, belum dilaksanakan Musrembangdes tetapi usulan yang dipakai adalah saat Pramusrembangdes.
Sedangkan pendamping teknis Desa Oematnunu, Marince Johanis menyebutkan bahwa sejak penyusunan program hingga realisasi dan evaluasi, dirinya tidak pernah dilibatkan.
Atas berbagai hal inilah, sejumlah masyarakat yang ditemui VoxNtt.com menduga, ada kerja sama tersistematis antara camat dan kepala desa.
Mereka juga mengaku tidak melihat adanya aktivitas rapat musyawarah di kantor desa.
“Kayaknya mereka kerja sama, soalnya kalau ada MusDes kok kami tidak ikut serta,” ujar Y salah satu warga.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Boni J