Betun, Vox NTT-Puskesmas Betun menggelar Minilokakarya guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Malaka di Aula Kantor Puskesmas Betun, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Jumaat (28/02/2020).
Minilokakarya ini melibatkan para kepala desa di wilayah Puskesmas Betun, Polsek Malaka Tengah, Koramil Malaka Tengah, Dinas Kesehatan Malaka dan para kader Posyandu di desa wilayah kerja Puskesmas Betun.
Kepala Puskesmas Betun, Rina Tei Seran saat memaparkan materi terkait kinerja dan pencapaian Puskesmas Betun selama tahun 2019/2020, menjelaskan tentang kinerja Puskesmas Betun dan upaya pencegahan Malaria serta Demam Berdarah.
“Kasus Malaria dan demam berdarah ini harus kita cegah. Caranya adalah menjaga kebersihan di rumah masing-masing dan buanglah sampah pada tempatnya. Hal ini harus dilakukan karena Malaria dan Demam berdarah ini sumbernya dari Nyamuk, yang mana nyamuk ini bersarang di genangan air dan tempat sampah,” ujar Rina Tei Seran saat memaparkan materi.
Baca Juga: Bupati Dukung Penuh Upaya Polisi Berantas Perjudian di Malaka
Pada sesi dialaog, Kepala Desa Barada, Yosef Bria Seran menyatakan mendukung penuh program pemerintah di bidang kesehatan, khususnya digagas Puskesmas Betun di desanya.
“Saya mendukung penuh program kesehatan dari Puskesmas Betun. Kami di Barada selalu aktif membersihkan sampah di wilayah kami. Desa kami ada motor khusus untuk sampah. Dananya dari ADD. Untuk Bidan desa, kami ada 1 orang. Semua keperluannya saya akomodir untuk kepentingan pelayanannya,” kata Yosef disambut tepukkan tangan peserta kegiatan.
Kepala Desa Wehali, Robby Tei Seran juga mengatakan hal senada dengan Kades Barada.
“Suport kesehatan dari Desa Wehali adalah, tahun ini kader Posyandu insentifnya ada kenaikan 100 persen dari 75 ribu menjadi 160 ribu. Ini Perbup dan kami sudah berlakukan. Pemdes Wehali selalu adakan Jumat bersih hampir tiap minggu di titik-titik rawan penumpukkan sampah, yakni saluran-saluran dalam kota Betun dan pasar yang ada di Kota Betun juga,” kata Kades Wehali dua periode Desa itu.
Baca Juga: Disemprot Gubernur NTT soal Maraknya Judi, Kapolres Belu Angkat Bicara
Seementara Dinas Kesehatan Malaka melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Fransiskus Xaverius Fahik mengatakan, sejauh ini kasus DBD di Malaka bisa ditekan hingga mencapai angka minimum jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten tetangga.
“Artinya, kasus DBD ini minim untuk wilayah Malaka dibandingkan dengan kabupaten tetangga yang sudah serius sekali, karena sudah ada pasien yang meninggal. Hal ini karena upaya pencegahan dari Dinkes sangat baik sejauh ini. Mari kita upayakan pencegahan dari rumah kita masing-masing,” pinta Fransiskus kepada peserta yang hadir.
Kapolsek Malaka Tengah, Iptu Manuel Siri Mau juga mengatakan mendukung penuh upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Betun.
“Polsek Malaka siap membantu pelayanan untuk Puskesmas Betun. Kalau butuh mobil untuk pasien, kami dari Polsek siap membantu 24 jam dengan mobil patroli. Kita baru punya satu unit, tapi kita upayakan agar bisa membantu,” ujar Kapolsek Malaka Tengah disambut riuh tepukkan tangan.
Berikut data penyebaran DBD Puskesmas Betun tahun 2019.
- Desa Umakatahan, 1 kasus
- Desa Umanen Lawalu, 5 kasus
- Desa Kamanasa, 6 kasus
- Desa Wehali, 11 kasus
- Desa Harekakae, 7 kasus
- Desa Barada, 2 kasus
- Desa Bakiruk, 4 kasus
- Desa Kakaniuk, 1 kasus
- Desa Barene, 1 kasus
- Desa Kletek, 3 kasus.
Dari data di atas, tidak ada pasien yang meninggal dunia.
Baca Juga: Kacau-Balau Haru-Biru dan Pleidoi Perihal Pernikahan Mario Klau
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Boni J