Kupang, Vox NTT-Anggota DPRD Propinsi NTT, Inosensius Fredi Mui, meyakini Festival Lembah Kopi Colol yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur sebagai langkah awal yang baik dalam mengangkat keunggulan komoditi daerah itu.
Menurut Fredi, demikian disapa, festival ini harus mengarah pada sebuah grand design yang besar, tidak hanya sampai pada kuantitas dan kualitas produksi, tetapi juga pada kemasan yang baik serta mudah didapatkan di pasar.
“Ketersediaan kopi Colol secara berkelanjutan tentu berdampak pada petani kopi pada kepastian ketersediaan pasar dengan harga yang kompetitif,” tutur politisi Partai NasDem itu kepada VoxNtt.com Rabu (26/02/2020).
Selain itu, kawasan Colol dan sekitarnya, lanjut Fredi, harus masuk dalam perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Matim sebagai sentral tanaman kopi.
Fredi juga berharap Pemda Matim dapat menyusun Perda Perlindungan Lahan Kopi yang berkelanjutan. Tujuannya agar kawasan ini tidak diperkenankan untuk alih fungsi lahan.
Untuk diketahui, pemda Matim telah melakukan sosialisasi sebagai tahap persiapan festival yang dilaksanakan di Aula Paroki St. Petrus Colol, Biting, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Minggu, (23/02/2020) lalu.
Bupati Matim, Agas Andreas, kepada VoxNtt.com mengatakan, salah satu persiapan yang penting dalam menyukseskan kegiatan itu yakni anggaran.
Dikatakan, anggaran untuk kegiatan ini sebenarnya tidak banyak.
“Hanya Rp 200.000.000. Aggaran itu diambil dari APBD II,” tutur Bupati Agas.
Setelah menyediakan anggaran, langkah selanjutnya yakni rapat koordinasi. Rapat dimaksud, tidak sekadar rapat dengan masyarakat, tetapi juga rapat dengan seluruh stakeholders yang ikut berperan.
“Kita juga rapat di Pusat, di Jakarta. Tim dari Jakarta sudah ke sini untuk mengidentifikasi, seperti apa sih wisata kopi Colol,” katanya.
Saat ini, lanjut bupati Agas, persiapan sudah mencapai 60 persen. Pemerintah dan panitia, katanya, sedang mengidentifikasi lokasi Wisata Lembah Kopi Colol khususnya terkait destinasi dan produk-produk unggulannya. (VoN)