Labuan Bajo, Vox NTT – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo Marombok, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu atau virus Covid-19 di NTT.
Penetapan RSUD Komodo menjadi rujukan pasien terinfeksi virus Covid-19 melalui surat keputusan Menteri Kesehatan nomor: HK.01.07/MENKES/169/2020.
Meski jadi RS rujukan, RSUD Komodo masih kekurangan alat.
Kepala Tata Usaha RSUD Komodo, Thomas Alfai Edison mengatakan sejauh ini rumah sakit itu masih kekurangan alat.
“Kita hanya memiliki 170 pakaian khusus sekali pakai, kemudian 30 kaca mata, masker N95 172, 90 visor, Apron 90, 16 sepatu boot,” ungkapnya saat ditemui VoxNtt.com di ruangan kerjanya, Rabu (18/03/2020).
Dia mengatakan, RSUD hanya ada 8 pasang Alat Perlindungan Diri (APD) yang dikirim oleh Dinkes Provinsi NTT.
“Jumlah tersebut tentu kurang ya. Jadi, APD yang kami miliki saat ini memang sangat terbatas,” tambahnya.
Thomas mengatakan secara nasional mendapatkan APD saat ini sulit dan sangat terbatas, bahkan di beberapa pabrik itu sudah kosong.
Di Indonesia sendiri kata Thomas, barangnya impor dan kesiapan logistik sangat sulit.
Thomas mengakui berbagai upaya sudah ditempuh guna mengantisipasi kurangnya stok APD tersebut.
“Ya, satu di antaranya menjalin koordinasi dengan Kemenkes RI. Pasalnya RSUD Komodo letaknya sangat strategis dengan kondisi Labuan Bajo sebagai kota pariwisata,” tegasnya
Saat ini kata Thomas, RSUD Komodo masih menunggu kiriman dari penyedia jasa dan Kemenkes.
Hal itu mengingat Labuan Bajo ini merupakan pintu masuk wisatawan.
“Tapi, karena negara pabrik APD ini juga terjangkit, stok jadi sulit didapatkan,” tambahnya lagi.
Namun hingga kini, pihaknya pun berupaya melakukan pengadaan APD sendiri, sehingga tidak lagi menggantungkan kiriman dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Daerah telah pengadaan sendiri juga kami sudah coba ke perusahaan penyedia jasa, melakukan pemesanan. Tetapi, stoknya kosong. Kondisi ini sulit secara nasional keluhannya hampir sama, kekurangan stok APD,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait teknis penanganan pasien dengan gejala Virus Covid-19, Thomas menjelaskan, pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sudah menjalin koordinasi dengan semua pihak termasuk syabandar, mengenai langkah penjemputan langsung.
“Kita akan lakukan penjemputan kalau ada pasien dengan gejala itu ya, atau sehabis pulang dari luar daerah. Untuk biaya pengobatan pasien Covid-19, semuanya ditanggung pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pasien tidak dibebankan biaya,” tegasnya.
Hingga saat ini, RSUD Komodo belum memantau adanya pasien yang terinfeksi Covid-19.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba