Bajawa, Vox NTT- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa Kabupaten Ngada, Minggu, 22 Maret 2020 lalu, terpaksa memulangkan seorang penumpang pesawat asal Manggarai Timur (Matim).
Pria yang diketahui seorang anggota Polisi itu dipulangkan karena memiliki suhu tubuh normal berdasarkan hasil pemeriksaan versi rumah sakit.
Pria tersebut sebelumnya ditetapkan sebagai ODP Covid-19 oleh petugas kesehatan di Bandara Udara Turelelo-Soa.
Petugas beralasan pria itu memiliki suhu tubuh mencapai tiga 38 derajat celcius melalui alat pendeteksi suhu tubuh (thermoscan) Bandara, hingga akhirnya dievakuasi ke RSUD Bajawa.
Informasi tentang adanya ODP asal Matim ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Unit Pelayanan Penyelenggaraan Bandara (UPPB) Turelelo-Soa, Denny Ariyanto.
Baca: Hasil Pengukuran Suhu Tubuh Berbeda, Penumpang Pesawat Tujuan Matim Akhirnya Dilepas
Keputusan pelepasan ODP Covid-19 itu telah memantik komentar beragam warga Ngada.
Di media sosial facebook, warganet mempertanyakan alasan pihak RSUD Bajawa yang melepaskan ODP Covid-19.
Itu di antaranya, mencari tahu penyebab orang yang diduga ODP dipulangkan, mencari tahu mengapa alat ukur suhu tubuh antara Bandara Turelelo Soa dengan RSUD Bajawa berbeda?.
Warganet juga mempertanyakan kesiapan RSUD Bajawa terkait kelengkapan alat bantu dalam menghadapi Covid-19, di antanya ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk perawat, ruangan observasi dan ruangan isolasi.
1. Mencari tahu kenapa orang yg diduga (ODP) tersebut dipulangkan?
2. Mencari tahu Kenapa alat ukur suhu tubuh antara Bandara Soa dengan RSUD berbeda? Kalaupun alat Ukurnya Rusak, Wartawan juga perlu tanya soal kesiapan RSUD Ngada terkait kelengkapan alat bantu dalam menghadapai COVID-19
3. Sudah dipastikan bahwa RSUD Ngada tidak dijadikan sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-19, oleh karenanya wartawan perlu mencari tahu seberapa responnya RSUD terkait Covid-19.
4. Wartawan perlu mencari tahu langkah RSUD untuk mencegah atau mengantisipasi wabah COVID-19 di Ngada seperti; Alat Pelindung diri untuk Perawat, Ruangan Observasi, Ruangan Isolasi.
Kronologi kejadian kemarin sebenarnya sedang menunjukkan ketidakseriusan RSUD dalam tangani wabah ini (Alat ukurnya berbeda)” demikian tulis akun facebook Net M Inno di group facebook ‘Ngada Bangkit’.
Rabu, 25 Maret 2020, VoxNtt.com mendatangi RSUD Bajawa, berniat meminta penjelasan terkait persoalan tersebut.
Ansi, seorang petugas di tempat itu mengatakan, Direktur RSUD Bajawa Mesy Betu dan Kepala Tata Usaha RSUD Bajawa sedang berlibur.
Oleh Ansi, keduanya adalah pejabat yang paling berwenang memberikan penjelasan tentang persoalan pengembalian ODP.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VoxNtt.com dari orang dalam RSUD Bajawa menyebut alasan pengembalian ODP tersebut lantaran pihak rumah sakit tidak mau ambil risiko atas penularan Covid-19 kepada petugas medis.
Pria yang merahasiakan identitasnya itu menyebut, saat ini manajemen RSUD Bajawa belum memiliki standar khusus penanganan pasien ODP Covid-19. Itu seperti Alat Pelindung Diri (APD), ruangan khusus observasi dan isolasi juga obat-obatan.
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Ngada Agustinus Naru juga belum banyak memberi petunjuk.
Bahkan, hingga saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada belum merilis data surveilans terkait informasi jumlah Pelaku Perjalanan dari Tempat Terjangkit (P2T2), serta jumlah ODP, PDP dan positif Covid-19.
Agustinus beralasan dengan alasan masih menunggu persetujuan Sekretaris Daerah, sebagai ketua gugus tugas penanganan Covid-19 di Kabupaten Ngada.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba