Labuan Bajo, Vox NTT- Untuk mencegah penyebaran dan penanganan Covid-19, Pemerintah Ķabupaten Manggarai Barat (Mabar) telah menggelontarkan dana sebesar Rp 18 Miliar.
Angka ini merupakan hasli rasionalisasi anggaran APBD 2020 yang disiapkan menjadi sebesar Rp 18 Miliar.
Adapun sumber anggaran tersebut berasal dari pemanfaatan SILPA tahun 2019 sebesar Rp 3,5 Miliar, dana tak terduga tahun anggaran 2020 sebesar Rp 1,090 Miliar, evaluasi belanja SKPD berupa belanja perjalanan dinas, makan minum senilai Rp 9 Miliar yang didapat dari pembatasan perjalanan dinas dan bekerja dari rumah, evaluasi DAK fisik bidang kesehatan sebesar Rp 4,7 Miliar, serta bantuan operasional kesehatan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 6/KMK.7/2020.
Melihat anggaran penanganan yang besar, Ketua DPRD Mabar Edistasius Endi mengingatkan Pemda agar hati-hati mengggunakan dana tersebut.
“Kita cuma ingatkan saja agar pemerintah hati-hati dan jeli gunakan anggaran itu,” ungkapnya saat ditemui VoxNtt.com, Rabu (01/04/2020).
Edi sapaan Edistasius menjelaskan, saat ini Pemda Mabar telah membuat posko penanganan Covid-19. Posko itu, kata Edi, dibuat untuk menerima bantuan Alat Pelindung (APD) dari siapa saja yang ingin membantu dan untuk mendistribusikan APD ke rumah sakit.
“Ya kita akan terus ingatkan. Sekarang posko sudah buat. Fungsi posko itu untuk menerima bantuan dari luar. Jangan sampai barang yang sudah disumbang orang, lalu nanti dalam anggaran belanja, dimasukkan jenis barang tersebut. Anggaran keluar tapi barangnya, barang sumbangan. Ya itu Pemda harus hati-hati,” tegas Ketua DPD NasDem Mabar itu.
Dia juga meminta agar Pemda Mabar serius dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.
“Anggaran sudah ada, besar lagi. Jadi Pemerintah harus serius menanggani ini,” tandasnya.
Dia berharap agar dalam mengelola anggaran tersebut, Pemda Mabar harus transparan.
“Pemda harus transparan. Kita hanya mengingatkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba