Kupang, Vox NTT – Kabar gembira muncul dari RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.
Di rumah sakit yang berada di Kupang, ibu kota Provinsi NTT itu sudah bisa memeriksa sampel darah atau Swab pasien virus corona atau Covid-19.
Selama ini jika ada pasien Covid-19 terpaksa sampel darahnya terpaksa harus dikirim ke Jakarta. Namun sekarang bisa diperiksa di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.
Swab di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang muncul merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
“Kami masih berkoordinasi dengan pihak Kemenkes RI di Jakarta bersama Pak Dirut W.Z. Johanes agar lab yang ada di RSUD dapat digunakan untuk memeriksa sampel darah atau Swab,” kata Kepala Kesehatan Provinsi NTT, Domikus Minggu Mere kepada wartawan melalui sambungan telepon
di ruang Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Senin (06/04/2020).
Menurut dokter Domi, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI sebelumnya hanya ada tiga rumah sakit yang ditunjuk untuk emerging disease di Provinsi NTT.
Selanjutnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengusulkan agar menambah delapan rumah sakit emerging disease, sehingga kini menjadi 11 rumah sakit.
“Selanjutnya kita juga mengembangkan 11 rumah sakit sebagai second line untuk men-suport rumah sakit kita yang ada,” papar dokter Domi.
Ia mengaku, pihaknya juga sedang mempersiapkan beberapa rumah sakit sebagai penunjang atau penyanggah RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.
Jangan Dulu Pulang ke NTT
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Marius Ardu Jelamu meminta, agar warga masyarakat NTT yang masih sakit, yang kini berada di daerah terpapar Covid-19 untuk tidak pulang ke provinsi itu.
Ia mengatakan, seseorang dapat positif atau negatif virus corona tentu saja dibuktikan melalui pemeriksaan sampel darah.
“Memang kita mendorong masyarakat yang mau kembali ke NTT, kalau masih dalam keadaan sakit, sebaiknya jangan dulu pulang. Dirawat dulu sampai sehat betul, baru datang ke kampung halaman,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT itu.
Menurut dia, imbauan tersebut bertujuan agar masyarakat NTT bisa bebas dari virus corona.
“Jadi jangan egois, kalau misalnya di Jawa, di Bali sedang sakit, kita rawat dulu sampai sehat. Ketika sudah sehat, dokter bilang sehat, sembuh baru kembali ke NTT, ke kampung halaman,” tandas Marius.
Masyarakat NTT juga kata dia, jangan mudah mencurigai kalau ada pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.
Masyarakat diminta tidak boleh mengucilkan dan mengolok orang berstatus ODP dan PDP Covid-19 tersebut.
“Bapak Gubernur selalu mengimbau kita supaya kesempatan inilah solidaritas kemanusiaan di antara kita harus kuat; bergandengan tangan, bekerja sama lalu kemudian bersama-sama menghadapi bencana kemanusiaan ini,” ucap mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT itu.
Marius mengaku, pihaknya selalu memantau semua orang di seluruh NTT yang tersebar di setiap kabupaten/kota sampai di tingkat Rukun Tetangga (RT).
Pemprov juga sudah mendorong para Bupati se-NTT dan Wali Kota Kupang untuk bisa memantau warganya sampai di RT.
Pemerintah di tingkat bawah harus memantau warga yang datang dari luar. Kemudian memastikan kondisi kesehatannya dengan berkoordinasi dengan para medis setempat. Hal bertujuan untuk bisa mengikuti perkembangan klinis dari orang tersebut.
“Bapak Gubernur mengimbau seluruh rakyat NTT untuk tetap tinggal di dalam rumah, lebih banyak di dalam rumah, kalau pun keluar rumah untuk belanja makan minum ok silakan. Tetapi begitu keluar rumah, anak-anak kita pakai masker,” tambah Marius.
Untuk diketahui, hingga Senin (06/04/2020) siang, ODP di NTT berjumlah 686 orang, selesai pemantauan 195 orang, yang sedang dirawat 4 orang, PDP 15 orang, 7 orang isolasi mandiri dan 8 orang sedang dirawat di rumah sakit.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba