Kupang, Vox NTT – Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT), menyerahkan donasi berupa uang tunai senilai Rp 540.000.000 kepada pemerintah provinsi itu untuk penanganan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Dana tersebut terkumpul melalui program Bank NTT Peduli Covid-19 selama dua bulan terakhir.
Mayoritas dana berasal dari kontribusi karyawan/i Bank NTT dari 22 kabupaten/kota se-NTT, serta dari sumber dana Coorporate Social Responsibility (CSR) Bank NTT.
Dana tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Bank NTT Izhak Eduard Rihi dan diterima oleh Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi di ruang kerja Wakil Gubernur NTT, Kamis (23/04/2020) siang.
Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT Ben Polo Maing, dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu.
Sedangkan, pihak Bank NTT hadir Direktur Utama Izhak Eduard Rihi, Direktur Umum Johanes Umbu Praing, dan Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu serta sejumlah staf humas Bank NTT.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama Bank NTT Izhak Eduard Rihi mengatakan, bantuan dana yang diberikan ini merupakan bukti empati yang nyata dan tanggung jawab untuk saling membantu.
“Ini bantuan yang kami coba membantu lewat pos-pos bantuan dan sumbangan sukarela. Ini juga bagian dari empati kita dan tanggung jawab untuk saling membantu,” katanya.
Dia menjelaskan, proses pengumpulan dana ini telah berjalan selama dua bulan sejak awal mulainya Covid-19.
“Kita sudah berjalan dua bulan dari awal mulai muncul Covid-19. Ada juga dari dana CSR sendiri serta dari karyawan dan karyawati di 10 kabupaten, ada sekitar 1.600 lebih karyawan. Sumbangan dari karyawan langsung disetor ke rekening,” ucap Izhak.
Sementara Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada segenap jajaran Bank NTT yang ikut menaruh perhatian terhadap kondisi yang terjadi di NTT.
Wagub Nae Soi mengatakan, pemerintah sedang berkonsentrasi terhadap dua masalah utama yang melanda NTT yakni pandemi Covid-19 dan demam berdarah (DBD).
Namun dia meyakini, apabila semua pihak terlibat, maka dua masalah tersebut bisa teratasi.
“Ada dua konsentrasi Pemprov NTT saat ini. Kita sangat butuh bukan hanya untuk mengurus Covid-19 saja namun juga DBD,” jelasnya.
Menurut Wagub Nae Soi, Provinsi NTT menempati urutan kedua angka kematian tertinggi di Indonesia akibat DBD.
“Kita nomor 2 tertinggi di seluruh Indonesia dengan jumlah orang terbanyak dan angka kematian yang tinggi akibat DBD,” ujarnya.
“Oleh sebab itu, kita menerima dengan sukacita dan berharap agar semua masalah dapat selesai,” tambahnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba