Kupang, Vox NTT-Semangat solidaritas di tengah pandemi Covid-19 terus menggelora di seantero negeri. Rasa solidaritas itu tidak hanya dibuktikan dengan berbagai kata-kata motivasi tetapi juga lewat aksi nyata.
Seperti yang dilakukan seorang dosen dari Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Jawa Timur, Yudi Krisno Wicaksono. Sebagai bentuk solidaritas dan pengabdian kepada masyarakat khususnya pejuang medis di NTT, ia mengirimkan paket 20 pcs pelindung wajah untuk petugas kesehatan di Puskesmas Pagal, Manggarai, NTT.
Yudi juga merasa prihatin dengan berbagai pemberitaan tentang minimnya Alat Pelindung Diri (APD) petugas medis di NTT. Apalagi setelah ia mengetahui, sudah 12 orang yang terkonfirmasi positif di NTT.
Karena itu, lewat VoxNtt.com, ia menyampaikan niat baiknya untuk membantu perjuangan melawan Covid-19 di NTT.
“Usaha ini bermaksud untuk mendukung tenaga medis agar selalu semangat berjuang. Tenaga medis perlu dilengkapi dengan instrumen pelindung diri untuk bisa bekerja optimal dan merasa secure,” tulisnya dalam surat yang disertakan dalam paket tersebut.
Ia juga berharap, dengan saling membantu dan menolong tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan, badai Covid-19 dapat segera berakhir.
“Semoga COVID-19 segera ambyar dari muka bumi. Tuhan senantiasa melimpahkan berkah kesehatan bagi kita semua,” tulis Yudi.
Menanggapi solidaritas tersebut, dr. Eus Pena sebagai alamat yang dituju dalam paket tersebut mengucapkan terima kasih kepada Yudi sekeluarga.
“Kami mengucapakan limpah terima kasih atas kebaikan hati yang diberikan terutama di bulan berkah ini. Semoga amal ini mendatangkan berkah bagi mas Yudi sekeluarga,” tulis dr. Eus dalam pesan WhatsApp yang dikirim ke VoxNtt.com, Rabu (06/05/2020).
Dikatakan dr. Eus, dalam situasi darurat corona di wilayah NTT terkhusus fasilitas tingkat pertama yaitu puskesmas, sangat membutuhkan bantuan APD yang memadai untuk menunjang pemeriksaan klinis kesehatan masyarakat.
Alat-alat tersebut seperti masker, pelindung mata, pelindung wajah, penutup kepala, gaun medis, sarung tangan medis dan sepatu pelindung.
Apalagi menurut jebolan Fakultas Kedokteran Nusa Cendana ini, penularan virus Covid-19 melalui percikaan air liur atau dahak saat pasien bersin atau batuk.
“Nantinya pelindung wajah ini akan digunakan oleh dokter perawat, bidan dan semua staf yang bertugas di puskesmas dalam pemeriksaan kesehatan di tengah wabah corona ini. Sekali lagi terima kasih untuk mas Yudi. Semoga COVID-19 segera ambyar dari muka bumi”, ungkapnya. (VoN).