Kupang, Vox NTT – Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Fransiskus Asisi Tentang ikut serta mengambil bagian dalam aksi solidaritas sosial atau bakti sosial di tengah gempuran pandemi Covid-19.
Aksi sosial itu dilakukan dengan cara membagikan masker untuk masyarakat di paroki yang terletak di Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat itu.
Aksi ini berangkat dari keprihatinan yang terasa di masyarakat, yang kebanyakan belum memiliki alat pelindung diri (APD) seperti masker.
Aksi OMK Fransiskus Asisi Tentang ini hadir untuk menyerukan gerakan melawan punah dengan kewaspadaan tingkat tinggi pasca penetapan Kabupaten Manggarai Barat sebagai Episentrum Zona Merah Covid-19 di Pulau Flores.
Bakti sosial ini dilakukan di Stasi Tentang, Desa Tentang, Kecamatan Ndoso, Manggarai Barat, Jumat (15/05/2020).
Bakti sosial tersebut juga dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol physical distancing.
Hadir pada kesempatan itu, Pastor Paroki Tentang Andre Bisa, OFM, Pastor Yulius Fery Kurniawan, OFM (Pastor Kapelan /moderator OMK), Perwakilan komunitas OFM St. Antonius Padua Tentang, Perwakilan Komunitas Susteran SFSC Haju Lada Tentang, serta perwakilan OMK Paroki Tentang.
Pastor Andre pada saat membuka kegiatan itu mengatakan, aksi solidaritas sosial Gereja bersama warga tersebut untuk memerangi pandemi Covid-19.
Partisipasi Gereja lokal di Kabupaten Manggarai Barat, kata dia, dilakukan setelah ditetapkan sebagai episentrum zona merah penyebaran virus corona di Flores
Pastor Andre menuturkan, sebagai warga Gereja sudah secara pasti memiliki tanggung jawab serta solidaritas sosial di tengah badai virus corona yang sedang dan sudah mulai masuk di Manggarai Barat.
“Dari hari ke hari kita mendapat kabar bahwa semakin bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten ini,” kata Pastor Andre.
Karena itu kata dia, perlu bekerja sama dengan pemerintah dan pekerja kesehatan untuk menjaga situasi agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat.
“Dan kita sebagai orang muda yang terpelajar punya tugas untuk mengedukasi masyarakat serta keluarga kita sendiri untuk senantiasa waspada dan mematuhi protokol pemerintah maupun pekerja kesehatan,” pungkasnya
“Dengan hanya mematuhinya saja, kita telah ikut serta dalam gerakan melawan punah dari ancaman pandemi Covid-19,” tambahnya.
Terpisah, Ketua OMK Paroki Tentang Yulianus Kurniawan Diaz menyampaikan alasan pembagian masker serta harapan-harapan.
“Kami dari Orang Muda Katolik Paroki Tentang, hari ini datang menjumpai Anda sekalian umat Stasi Tentang untuk membagikan masker secara gratis untuk digunakan agar bersama-sama kita mencegah penyebaran virus corona,” kata
Yulianus.
Adapun latar belakang dari kegiatan tersebut kata dia, adalah berangkat dari kepedulian OMK Paroki Tentang kepada masyarakat di stasi itu.
Menurut dia, hingga saat ini kebanyakan masyarakat belum memiliki dan menggunakan masker.
Ia berharap, melalui APD berupa masker yang dibagikan itu masyarakat yang hendak bepergian keluar rumah dapat menggunakannya sebagai alat pelindung diri.
Pria yang berprofesi sebagai Mantri di Puskesmas Tentang ini mengedukasi masyarakat melalui toa atau pengeras suara.
Bagi Mantri Yulianus, sasaran baksos yang dilakukan ini secara khusus ditujukan kepada orang yang dengan usia masih produktif dan lansia yang amat rentan untuk tertular virus corona (Covid-19).
“Untuk itu, kami bersama pastor paroki, pastor rekan, para suster, pada hari ini membagikan masker secara gratis di pusat paroki Tentang,” katanya.
Ia berharap, semoga dengan masker atau alat pelindung diri ini dapat digunakan dengan tepat seturut protokol kesehatan sambil tetap menjaga pola hidup sehat.
Itu seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan, serta menjaga pola makan dan minum yang teratur sehingga luput dari penularan virus yang mematikan ini
Sementara itu, Pastor Kapelan /moderator OMK Paroki Tentang, Pastor Yulius Fery Kurniawan, OFM menyampaikan edukasi, animasi serta harapan-harapan kepada OMK dan umat.
Pastor kelahiran Malang ini mengatakan, latar belakang kegiatan baksos adalah sebagai bentuk keprihatinan sosial melihat ancaman dan bahaya dari penyebaran pandemi Covid-19.
Keprihatinan ini kata dia, dilihat secara saksama dengan adanya fakta bahwa masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan dan mempergunakan fasilitas APD, sekurang-kurangnya masker.
“Dan ini sebenarnya bentuk saling melengkapi, bersinergi dengan pemerintah maupun para pekerja kesehatan selain dengan doa-doa,” kata Pastor Yulius.
Ia menyadari bahwa pemerintah juga sudah banyak berbuat untuk masyarakat. Secara manusiawi pasti ada kekurangan dalam pelayanan pemerintah, baik dari segi dana maupun tenaga (relawan), dalam situasi seperti ini.
“Gereja pun hadir untuk berbelarasa dalam solidaritas sosial dalam berbagi masker,” ujarnya.
Demi menghindari kerumunan masa, Fery Kurniawan menyerukan berkali-kali dari toa perihal pembatasan sosial dengan berdiri di depan rumah masing-masing serta prioritas penerima masker.
“Sasaran pembagian APD ini dikhususkan bagi orang-orang yang produktif (bukan anak-anak dan remaja) dan sudah tua mengingat imunitas tubuh mereka amat rentan untuk tertular virus Corona,” pungkasnya
Sebagai moderator OMK, Fery mengingatkan OMK untuk menyadari bahwa baksos ini bukanlah akhir dari sebuah kegiatan.
“Kita perlu menyadari bahwa sebagai Orang Muda Katolik, kita tidak hanya menitikberatkan kehadiran kita pada hal-hal yang bersifat liturgis maupun kultus melainkan perlu menumbuhkan kepekaan sosial dan ekologis dalam diri. Terlebih di tengah situasi Covid-19 yang amat memprihatinkan, kehadiran Gereja yang diwakili oleh orang-orang muda melalui bakti sosial semacam ini adalah sesuatu yang patut dan mendesak untuk dilakukan,” harapnya.
Kepada umat, Pastor Kapelan ini pun mengimbau agar bagi yang mendapatkan APD berupa masker, semoga mempergunakannya secara maksimal.
“Tidak perlu terlalu takut dan panik dengan penyebaran virus ini melainkan tetap berjaga-jaga. Berjaga-jaga itu berbeda dari rasa takut. Berjaga-jaga itu berarti mau melindungi kehidupan, baik kehidupan diri sendiri maupun kehidupan orang lain,” tutupnya
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba