Betun, Vox NTT- Oliva Uduk (70), janda tua asal Dusun Laran, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka sukses mengembangkan kacang hijau.
Pantauan VoxNtt.com, Senin (27/07/2020), kacang hijau di atas luas lahan 50 are itu tampak hijau dan tumbuh begitu subur.
Meski belum memanen, namun kacang hijau milik Nenek Oliva layak disebut berhasil, sebab tumbuh begitu subur. Hal ini didukung dengan kondisi tanah di lahannya itu yang subur.
Lahan kacang hijau milik Nenek Oliva memang cukup jauh dari rumahnya. Sekitar 2 kilometer dia berjalan kaki.
Ia mengaku, sudah di kebun sebelum matahari terbit. Rutinitas ini dilakukannya setiap hari.
“Saya hanya berjalan kaki ke kebun setiap harinya. Saya makan di kebun, apa adanya. Jagung, ubi dan pisang,” kisah Nenek Oliva.
Ia pun memperkirakan kacang hijau itu akan dipanen sekitar Oktober nanti. Hasil panennya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
Dia mengaku harga jual kacang hijau tersebut nanti diperkirakan sebesar Rp 20.000 per kilogramnya.
Keuletan Nenek Oliva dalam bertani sudah menjadi aktivitasnya sejak puluhan tahun lalu.
“Kita sudah tua. Saya tidak berharap akan bantuan dari pemerintah. Saya masih kuat bekerja untuk bisa makan. Pemerintah itu hanya bisanya berjanji, tanpa menepatinya,” ujarnya.
Usaha pengembangan kacang hijau milik Nenek Oliva memang tanpa disentuh dengan program Revolusi Pertanian Malaka (RPM).
Padahal, RPM merupakan program primadona milik Bupati Malaka Stefanus Bria Seran. Bahkan ia tampak bingung saat menyentil program RPM.
“Saya kerja sendiri. Balik tanah sendiri, tanam sendiri, bibit sendiri, rawat sendiri sampai panen pun sendiri, tanpa bantuan dari pemerintah,” kata Nenek Oliva.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba