Mbay, Vox NTT-Partai Kebangkitan Bangsa dan Gerakan Pemuda Ansor menjadi yang paling dominan sebagai peserta dalam kegiatan Seminar Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan di Aula Hotel Pepita Mbay, Rabu malam (29/07/2020).
Menyusul peserta lainnya yakni organisasi Pemuda Katolik Nagekeo, Partai NasDem dan para pendamping desa terpantau turut mengikuti seminar tersebut.
Seminar Empat Pilar Kebangsaan di Nagekeo menjadi salah satu agenda kerja dalam kunjungan Wakil Ketua MPR RI, H. Jazilul Fawaid bersama anggota DPR RI Partai PKB, N.M. Dipo Nusantara Pua Upa di kabupaten itu.
Tak ada yang alot dari seminar itu. Nyaris seluruh peserta yang sempat hadir berpendapat bahwa teori tentang Empat Pilar Kebangsaan sudah tidak relevan bila dibicarakan dan atau baru didiskusikan di Nagekeo dan di Nusa Tenggara Timur pada umumnya.
Ketua Pemuda Katolik Nagekeo, Yohanes Towa Rema mengatakan, perdebatan tentang teori Empat Pilar Kebangsaan hanya terjadi pada tataran kaum elit.
Sedangkan masyarakat level bawah di Nusa Tenggara Timur, praktik tentang Empat Pilar Kebangsaan sudah dijalankan secara turun temurun dalam budaya dan kehidupan sehari – hari.
Wakil Ketua MPR RI, Haji Jazilul Fawaid, SQ,MA, yang menjadi pemateri pada kegiatan tersebut ikut mengamini argumentasi Towa Rema.
Berdasarkan pengamatannya, Empat Pilar Kebangsaan di Nusa Tenggara telah menjadi praktik dalam menjalankan roda kehidupan sehari-hari.
“Saya melihat bahwa Nusa Tenggara khususnya di Flores ini sebenarnya Empat Pilar yang mau saya sosialisasikan ini sudah dijalankan dengan baik. Bukan hanya didiskusikan tetapi telah menjadi praktik kehidupan yang ada di sini, sehingga keragaman budaya, keragaman adat istiadat, perbedaan agama, perbendaan status apapun asal-usulnya tidak menjadi konflik atau baru menjadi pertengkaran. Tetapi itu menjadi saling menguatkan,” kata Jazilul.
Berdasarkan pandangannya, Pulau Flores merupakan contoh pengejawantaan nilai – nilai Empat Pilar Kebangsaan karena telah menjadikan perbedaan menjadi kekuatan.
Sebagai kader Nahdatul Ulama (NU), Empat Pilar Kebangsaan, selalu identik dengan PBNU yakni P adalah Pancasila, B adalah Bhineka Tunggal Ika, N adalah NKRI dan U adalah UUD 1945.
“Jadi Empat Pilar ini dibuat bukan karena ada NU, bukan. Kebetulan namanya pas saja dan memang NU selalu pas buat nusantara ini,” katanya.
Menurutnya, Indonesia akan lestari bila PBNU-nya kuat. Sama halnya di Nagekeo, Flores akan tercerai berai bila PBNU tidak kuat.
Dalam rundown rencana keunjungan Wakil Ketua MPR RI bersama Anggota DPR RI yang diterima VoxNtt.com, direncanakan akan berkunjung ke Kabupaten Ngada untuk melakukan kegiatan serupa. Selanjutnya melaksanakan sholat Idul Adha di Manggarai dan berakhir di Labuan Bajo.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba