Maumere, VoxNtt.com- Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan pihaknya hendak mengumpulkan para dukun.
Pernyataan ini bukan wacana semata. Para dukun di Kabupaten Sikka dikumpulkan pada Jumat (7/8/2020) di Aula Dinkes Sikka.
Menurut Herlemus ‘konsolidasi’ tersebut bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap para dukun atau pengobat tradisional agar dapat menggunakan obatnya secara rasional.
Menurutnya Dinas Kesehatan ingin perlu mengetahui ramuan-ramuan yang digunakan.
“Ini tidak berkaitan dengan hal-hal mistik seperti mantra dan lain-lain. Yang kami sasar adalah obatan-obatan atau ramuan yang digunakan untuk menyembuhkan orang sakit,” ungkap Herlemus kepada VoxNtt.com pada Senin (3/8/2020) lalu.
Kata dia, selama ini pemerintah selalu mendatangkan obat dari luar padahal ada masyarakat yang mampu membuat obat dari ramuan herbal yang juga mampu menyembuhkan orang sakit.
Menariknya para dukun menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka terutama di kampung-kampung di Sikka.
“Tujuannya kita ingin memproduksi obat sendiri dengan melibatkan para dukun di Sikka. Kita akan bahas tumbuhan apa yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit,” tandasnya.
Nantinya setelah mengumpulkan informasi laboratorium akan bekerja untuk menguji jenis-jenis tumbuhan atau pun bahan ramuan yang digunakan oleh dukun.
Untuk melancarkan itu, Herlemus menginstruksikan setiap Puskesmas di Sikka untuk mendata para dukun yang berada di dalam wilayah kerjanya sekaligus ramuan-ramuan yang digunakan.
Dikritik Wakil Ketua DPRD
Wakil Ketua DPRD Sikka, Yoseph Karmiamto Eri sempat mengkritik rencana Kadis Kesehatan tersebut.
Dalam status di akun Facebook miliknya, Ketua PKB Sikka tersebut mengimbau Dinkes agar fokus menangani DBD ketimbang mengumpulkan para dukun.
Tidak hanya itu, Karminato juga mempertanyakan sumber pembiayaan kegiatan via komentar pada postingan status facebook Petrus Herlemus pada Senin (3/8/2020).
“Baik. Kami gagal paham. Proyek itu masuk di anggaran tahun brp pa kadis terhormat…,” demikian tulis Karmianto.
Terhadap pertanyaan itu, Petrus Herlemus menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan proyek melainkan kegiatan rutin yang ada dalam anggaran tahun 2020.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Nita, Maria Marietha mendukung kegiatan tersebut. Menurutnya ini kesempatan untuk membina para dukun.
“Ini baik karena dengan pertemuan seperti itu mereka bisa mendapat informasi baru dari Dinas Kesehatan dan mereka bisa berbagi pengetahuan antara sesama dukun,” ungkapnya kepada VoxNtt.com pada Kamis (6/8/2020).
Kata Maria, sejak dahulu dukun sudah memiliki peran penting membantu tenaga kesehatan seperti dukun bersalin.
Pihaknya pun mengirim 2 dukun bersama seorang pengelola obat tradisional di puskesmas.
Perlu diketahui, di masing-masing puskesmas ada pengelola obat tradisional. Oleh karenanya, tidaklah mengherankan bila Dinas Kesehatan lantas berurusan dengan dukun.
Informasinya masing-masing puskemas diwajibkan membawa minimal 2 orang dukun.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K