Ende, Vox NTT-Upacara HUT RI ke-75 oleh Pemerintah Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Ende, NTT agak berbeda. Upacara apel kali ini dilaksanakan di Bukit Lia Ga, salah satu bukit yang bakal menjadi spot wisata baru di Ende.
Camat Kotabaru Gregorius Maria Ade memimpin upacara tersebut. Dihadiri Wakil Ketua DPRD Ende Emanuel Erikos Rede dan Ketua Komisi III Vinsen Sangu serta para kepala desa, mosalaki, aparat Polri dan TNI serta masyarakat setempat.
Camat Gregorius mengatakan penentuan lokasi upacara HUT RI di Lia Ga untuk kepentingan promosi pariwisata. Sebab, lokasi yang berada di Perairan Laut Flores tersebut sangat cocok untuk orang melancong dan bersenang-senang.
Ia menyatakan bukit Lia Ga sebagai potensi wisata baru dan unik dari sekian spot wisata di kawasan utara. Panorama yang indah serta perbukitan yang sedikit menantang justru menarik perhatian.
“Kita pilih upacara di Lia Ga untuk promosi wisata. Kami kira sangat layak untuk spot wisata yang menarik perhatian orang, khususnya para wisatawan,” katanya usai upacara di Bukit Lia Ga, Senin (17/08/2020).
Camat Gregorius sudah memikirkan untuk menata kawasan tersebut agar menarik. Selain untuk spot foto, beberapa infrastruktur pendukung masih direncanakan.
“Tentunya kita akan serius memperkenalkan Lia Ga ini untuk Ende, Indonesia dan dunia,” tutur dia.
Ia memastikan akan menjamu dan memberi pelayanan yang baik bagi wisatawan jika berkenan ke Lia Ga.
Camat Gregorius prediksi jika Lia Ga terkenal ke wisatawan maka perekonomian masyarakat Kota Baru akan berputar bahkan meningkat.
“Ya kan, nanti masyarakat yang memiliki alat transportasi laut bisa lebih baik. Itu salah satunya,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Ende, Emanuel E. Rede berpendapat bahwa upaya Pemerintah Kecamatan Kota Baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bidang pariwisata ialah hal yang dapat memungkinkan.
Mengenai itu, kata dia, perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pelaku wisata di Kabupaten Ende. Hal itu diusulkan agar objek wisata di Ende menjadi paket yang dijual ke wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Untuk Lia Ga ini teman-teman bisa lihat sendiri. Keindahan alam yang luar biasa dan hampir mirip dengan objek wisata di Labuan Bajo,” katanya.
“Jadi saya kira harus berkolaborasi, jadi tempat wisata ini menjadi paket dengan objek di tempat lain seperti Kelimutu dan Situs Sejarah,” katanya.
Sementara Vinsen Sangu, Ketua Komisi III berharap agar obyek wisata Lia Ga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh pemerintah terutama dalam penataannya sebagai salah satu destinasi wisata alam yang berkelas dunia dan mampu menjadikan tujuan bagi wisatawan untuk berlibur dan mengunjunginya.
Lia Ga dalam penanganannya baik oleh pemerintah maupun oleh pihak lain, penting memperhatikan manajemen penanganannya agar menjadi wisata model dengan manajemen pengelolaan wisata berbasis masyarakat lokal.
“Rakyat dilatih, dididik, didampingi menjadi subyek utama pemilik dan pengelolahnya. Sedangkan pemerintah hadir sebagai pendukung untuk melengkapi kekurangan dan menfasilitasi bagi kemajuan desa dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” kata Vinsen.
Ia menambahkan, Lia Ga juga dapat mendorong masyarakat dan pemerintah serta semua pihak, agar mampu menggali, menciptakan, memaksimalkan setiap potensi sumber daya yang dimiliki daerah dan warga untuk dikelolah bagi kemajuan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Hal itu sejalan dengan visi Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin, membangun dari pinggiran untuk mewujudkan Tri Sakti Bung Karno, dan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam pembangunan bangsa. Maka penyelenggaraan apel Bendera di Bukit Lia Ga bukan sekedar mencari sensasi untuk dikenal dunia tetapi mengandung nilai dan pesan moral yang besar bagi segenap pengelola negeri ini.
“Bagi kami, Indonesia Hebat kalau daerahnya maju. Daerahnya maju kalau desa dan kelurahannya kuat. Desa dan kelurahannya kuat rakyatnya tangguh,” tutur Vinsen.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba