Kupang, Vox NTT – Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Melkiades Laka Lena mengatakan pandemi Covid-19 tidak saja merusak derajat kesehatan, tetapi melumpuhkan tatanan ekonomi bangsa.
Hal ini disampaikan Laka Lena saat melakukan sosialisasi dukungan Komisi IX DPR RI terhadap BPOM dalam pendampingan dan pengembangan obat dan vaksin Covid-19 di Kupang, Jumat (04/09/2020).
Menurut Melki, Indonesia kini tengah berjuang melawan virus Covid-19, bersama dengan negara-negara di seluruh dunia.
Virus ini tentunya menjadi lawan tangguh yang tidak tampak baik bagi Indonesia. Sebab itu menjadi tugas penting dan mendesak bagi pemerintah agar melakukan antisipasi sesegera mungkin terhadap penyebaran virus Covid-19.
“Karena pandemi ini tidak saja merusak derajat kesehatan bangsa, namun juga melumpuhkan tatanan ekonomi bangsa,” kata Melki.
Politisi Golkar itu mengatakan pemerintah Indonesia bersama dengan pemerintah negara-negara lain dan badan kesehatan dunia berusaha secepat mungkin menemukan obat dan vaksin untuk Covid-19.
Pada situasi sulit ini memerlukan manajemen krisis yang handal.
“Diperlukan kolaborasi dari semua pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dan seluruh lapisan masyarakat untuk menyelesaikan kasus ini melalui disiplin dan konsistensi untuk memutus rantai penyebaran dengan taat dan patuh pada protokol kesehatan Covid-19,” pungkasnya.
Pekerjaan ini kata dia, merupakan gotong royong kemanusiaan dan diperlihatkan melalui strategi pentahelix dalam rangka menangani Covid-19.
Metode ini untuk membantu pengendalian penularan Covid-19 , mengidentifikasi, mengisolasi, mendiagnosis sampai dengan mengobati, melindungi kelompok rentan serta melindungi wilayah yang padat penduduk, mobilitas tinggi, dan buruknya kualitas udara. Kemudian juga mengenali resiko pendatang desa yang mana melibatkan pemerintahan desa khususnya Pemerintahan Daerah NTT untuk berpartisipasi aktif.
“Mengatasi masalah atau pengembangan program dengan melibatkan pihak dari berbagai sektor (lintas sektor) yang berfokus pada kerja sama multi pihak (KMP),” terang Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu.
KMP jelas dia, memberi ruang kepada berbagai pihak, atau saat ini lebih banyak disebut dengan istilah Model Penta-Helix, yaitu merangkul pemerintah, akademisi, swasta dan filantropi, kelompok masyarakat, dan media di dalamnya sebagai satu kesatuan.
“Dalam hal ini, penanganannya harus secara cepat dan komperehensif pemerintah memprioritaskan kepada 3 (tiga) pilar yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh, dengan melibatkan peran dari multisektor,” tandasnya.
Kerja sama atau kolaborasi sendiri memiliki karakteristik adanya tujuan bersama yang disepakati, kepercayaan dan hubungan yang kuat.
“Mungkin ini bisa menjadi check list kita semua sebagai bagian dari pihak yang termasuk dalam Penta-Helix ini,” kata Melki.
“Dengan memahami posisi kita sudah berada di tahapan mana dalam upaya penekanan kurva penyebaran Covid-19 ini, maka diharapakan kata kerjasama dapat benar-benar kita lakukan (tidak hanya menjadi jargon semata untuk dapat memobilisasi sumber daya),” katanya.
“Dalam hal ini masyarakat NTT pun harus menjadi subjek dalam upaya penanggulangan Covid-19 sehingga membangun sistem kesehatan desa melalui pelibatan masyarakat menjadi semakin terasa urgensinya di masa pandemi ini,” imbuh Melki.
Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pentahelix upaya penanganan Covid-19 baik di tingkat nasional maupun di Provinsi NTT secara khusus, serta pihak penyelenggara yang mengadakan acara ini.
“Kiranya seluruh pemangku kepentingan dapat secara konsisten menjadi mitra kerja dalam upaya penanganan Covid-19,” tutup Melki.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba