Ende, Vox NTT-Wacana membangun ‘Kampung Inggris’ di Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende bakal terwujud. Hal itu dibuktikan melalui acara pelepasan tiga (3) suster bimbingan BLK Bahasa Inggris Susteran CIJ di Wisma Emaus, Selasa (27/10/2020).
Pengelola dan Koordinator English Village Waturaka, Irminus Deni memastikan tiga suster yang telah mengikuti pelatihan bahasa Inggris di BLK akan terjun esok ke Waturaka. Mereka nanti akan membimbing dan mendampingi pelajar dan masyarakat sebagai pengelola home stay di Waturaka.
Irminus menerangkan program Kampung Inggris dibangun bertujuan untuk mendukung pariwisata di Kabupaten Ende, salah satunya wisata danau tiga warna Kelimutu.
“Karena desa Waturaka termasuk wilayah penyangga di kawasan Kelimutu. Nanti, tiga suster dan dua kaum awam akan tinggal bersama masyarakat di sana,” ucap Irminus.
Ia menyebutkan ketiga suster di antaranya Sr. Anastasia Elfira, CIJ, Sr.Maria Barek Boto’or, CIJ, Sr. Kristin, CIJ akan membimbing dua kelompok pelajar dan satu kelompok masyarakat sebagaimana pemilik home stay di setiap dusun.
Ketiga kelompok itu nantinya akan diajar mengenai kehidupan seharian di wilayah itu mulai dari cara menyapa, cara melayani hingga mempelajari seisi rumah menggunakan bahasa Inggris.
“Kalau tantangan memang kita sudah prediksi, pelayanan para suster tentu pakai hati. Dengan cara berlahan selama satu bulan nanti kemudian kita evaluasi,” jelas Irminus.
Ia menambahkan, proses pendampingan terhadap warga di desa setempat sedianya akan berlangsung secara continue. Begitu pula terhadap desa-desa lain yang berpotensi wisata untuk dikembangkan Kampung Inggris.
“Iya, secara terus menerus dengan kondisi yang ada. Pada intinya agar masyarakat di sana benar-benar memahami tentang bagaimana melayani wisatawan,” tutur dia.
Bupati Ende H. Djafar Achmad menyambut baik respons positif BLK Bahasa Inggris Susteran CIJ dalam mengembangkan sayap memberi pelatihan bahasa Inggris di Desa Waturaka.
Menurut Bupati Djafar, langkah tersebut sangat dibutuhkan di tengah gencarnya pariwisata di Flores.
Djafar mengatakan saat ini warga yang sebelumnya petani tradisional ditrasformasikan ke petani pariwisata.
Hal itu seiring dengan konsep pengembangan pariwisata yang dikembangkan yakni Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat yakni konsep pembangunan pariwisata yang mengutamakan dan mengedepankan partisipasi dan peran aktif masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Ende tentunya berterima kasih atas inisiatif para suster. Kami tidak bisa jalan sendiri tanpa partisipasi masyarakat. Harapan agar dapat memberi perubahan bagi masyarakat Waturaka,” kata Djafar dalam sambutan yang dibaca Kadis Nakertrans Kapitan Lingga.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba