Ende, Vox NTT-Tanaman laut santigi menjadi biang yang bakal diangkat sebagai destinasi wisata baru oleh Pemerintah Desa Aewora, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, NTT.
Meski kawasan laut dikuasai oleh hutan mangrove, pemerintah desa setempat justru memilih tanaman santigi menjadi obyek unggulan yang dijual ke wisatawan.
Kepala Desa Aewora Yulius Mangu menyebutkan tanaman laut santigi yang berada di pantai Nangawuwu akan dikembangkan menjadi tanaman hias untuk pendapatan desa setempat.
“Kita sudah kerjasama dan berkolaborasi dengan pemerintah desa Nira Nusa. Mereka angkat mangrove dan kita di sini angkat tanaman santigi,” kata Kades Yulius kepada VoxNtt.com di Aewora, Kamis (29/10/2020).
Untuk mengangkat obyek wisata itu, kata Yulius, pihaknya telah memulai membuat jembatan di perairan Nangawuwu sepanjang 300 meter.
Jembatan itu akan membelah dan menjadi terowongan di dua kawasan hutan mangrove hingga melingkar di pulau Balai Lengo Leta yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari pesisir pantai itu.
“Nanti (jembatan) akan menyambung ke pulau kecil itu. Di pulau itu juga ditumbuhi santigi, nah kita kembangkan itu,” ujar Yulius.
Ia pun memberi alasan memilih tanaman laut santigi jadi proyek wisata baru di Aewora, dibandingkan tanaman mangrove.
Kata dia, tanaman santigi lebih berpotensi dan memiliki rasa ketertarikan pengunjung. Apalagi tanaman itu akan dikembangkan menjadi bonsai yang cantik dan disukai banyak orang.
“Ada dua jenis santigi yang bisa hidup di pesisir pantai dan gunung. Warnanya, daun dan bunga berbeda. Bisa dikembangkan sebagai hiasan kalau distek,” tutur dia.
Yulius menerangkan secara mitos tanaman santigi juga membawa keberuntungan serta dapat menghindari dari kepercayaan mahkluk gaib. Mitos ini justru dipercayai banyak orang.
“Ya, cukup luas dan banyak tanaman santigi yang akan kita jual sebagai spot wisata baru,” kata Yulius.
Saat ini wisata baru itu belum dapat dibuka ke wisatawan karena masih proses pengerjaan. Obyek wisata itu akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Aewora.
“Belum rampung, yah masih kerja jembatan-jembatan. Karena jembatan itu juga butuh anggaran yang besar, jadi masih proses pengerjaan,” ujar Yulius.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba