Ruteng, Vox NTT- Pemberitaan sejumlah media online yang menyebut Kampung Golo Worok, Desa Golo Worok, Kecamatan Ruteng mencabut status anak angkat terhadap Bupati Manggarai Deno Kamelus menuai kecaman keras.
Kecaman muncul dari Yakobus Magus warga Kampung Golo Worok yang merupakan orangtua angkat dari Bupati Deno Kamelus dan istrinya Yeni Veronika.
Setelah pemberitaan tersebut keluar di sejumlah media online, Yakobus Magus bersama sejumlah tokoh masyarakat Kampung Golo Worok mendatangi kediaman Bupati Deno di Carep, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Senin 9 November 2020 malam.
Mereka sengaja datang untuk memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf atas munculnya berita pencabutan status anak angkat terhadap Bupati Deno oleh tua adat (tu’a gendang) dan masyarakat Golo Worok.
“Ite, ami sale mai beo bao gula denge lami tombo one mai ase kae sale, kali rodo manga kaut ngasang dami one berita taen ga cabut status anak angkat latang ema Bupati, reu keta nai dami woko senget tombo situ,” ungkap Yakobus dalam bahasa daerah Manggarai dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Selasa (10/11/2020).
(“Nak, kami datang dari kampung tadi pagi mendengar informasi dari orang-orang, tiba-tiba nama kami disebut-sebut dalam berita yang mengatakan tentang pencabutan status anak angkat terhadap Bupati Deno. Hati kami sangat terluka mendengar informasi itu”)
Sesepuh yang merupakan tua adat suku Wesang itu dengan tegas membantah berita tersebut.
Di hadapan Deno Kamelus dan keluarga, Yakobus menyatakan berita pencabutan status anak angkat terhadap Deno Kamelus dan istrinya Yeni Veronika tidak benar.
Bahkan dia meyakini, niat itu tidak pernah dan tidak akan muncul dalam hati dan pikirannya.
Yakobus menjelaskan apa yang muncul dalam berita itu adalah informasi bohong atau tidak benar.
“Ata joak ata situ ite, pisa’d ngasang de ase kae situ ata tulis one berita toe manga sale mbaru gendang du lambu de paket H2N (Herybertus GL Nabit dan Heribertus Ngabut). Manga ata one uma ngo kerja, mai lise caro sebarang. Ata tipu ise situ ite, neka imbi lite. Weki ru gaku toe hadir ai ema dite kig aku,” tegas Yakobus.
(“Orang tipu mereka itu, beberapa nama dari keluarga yang mereka tulis di berita tidak ada dalam rumah gendang saat kunjungan paket H2N. Ada yang di kebun pergi kerja, mereka sebut sembarang. Orang tipu semua itu, jangan percaya. Saya sendiri tidak hadir karena memang saya masih bapa angkatnya Bupati Deno”).
Yakobus menerangkan pada Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Manggarai tahun 2015 lalu, melalui ritual adat Deno Kamelus secara resmi diangkat menjadi putra sulung masyarakat Kampung Golo Worok.
Ritual tersebut juga sekaligus mempersiapkan Deno Kamelus secara adat untuk menjadi Bupati Manggarai. Hasilnya pun Bupati Deno menang dan menjadi Bupati periode 2015-2020.
“Danong ami teti ite te maju jadi Bupati lewat acara adat. Teti kole lami ite kudut jadi anak laing de ro’eng Golo Worok. Hoo kudut maju kole ite, ami ro’eng Golo Worok wan koe etan tu’a kudut todo kongkol kope holes dukung ite kraeng Deno-Madur,” imbuhnya.
(“Dulu kami mengangkat Pak Deno menjadi Bupati lewat acara adat, kami juga mengangkat Pak Deno menjadi anak sulung warga Golo Worok. Tahun ini, Pak Deno maju lagi, kami masyarakat Golo Worok dari yang kecil sampai yang tua, bersatu padu masih bersatu untuk Deno-Madur”)
Yakobus pun meminta Bupati Deno agar tidak perlu gentar dan goyah dalam menghadapi situasi politik 2020.
Sebab, kata dia, dalam bayangan dan permenungannya masih banyak masyarakat yang menginginkan Deno-Madur untuk kembali memimpin Manggarai lima tahun ke depan.
“Neka gega ite anak. Toe manga hesing one ata bana nai dami. Gereng le tanggal 9 Desember. Neka senget tombo ata pande bike agu behas ite. Paka lai ca taung nai dite,” tegas Yakobus.
(“Jangan panik nak, kami tidak akan pernah berpaling ke lain hati. Tunggu di tanggal 9 Desember. Jangan dengar kabar yang buat kita pecah-belah. Kita harus tetap solid”).
Sementara itu, Yohanes Joot, tokoh adat Suku Wesang lain yang menerima kehadiran H2N beberapa waktu lalu di Golo Worok menjelaskan, masyarakat Kampung Golo Worok menerima kehadiran paket H2N tidak lebih dari sekadar tamu.
Di hadapan Bupati Deno, ia menjelaskan menerima tamu yang baik adalah bagian dari budaya Manggarai. Kalau tidak diterima dengan baik, maka akan dianggap orang yang tidak berbudaya.
Meski demikian menurut dia, kehadiran paket H2N bukan atas permintaan tu’a gendang.
Yohanes mengaku dirinya menerima paduan hanya dalam acara adat. Sementara pada kegiatan selanjutnya dia tidak ikut karena ada kesibukan lain di kampung itu.
“Kali woko tiba di’a lami ise ga, pika murah kaut ngasang dami lise. Wiga denge taung lawa neteng tanah Manggarai hoo, ami cabut status anak latang ite. Toe keta manga baen lami tombo hitu ite,” tegas Yohanes.
(“Setelah kami terima dengan baik kehadiran mereka, mereka malah menjual murah nama kami, sehingga didengar oleh seluruh masyarakat Manggarai seolah kami buat pernyataan cabut status anak untuk engkau”)
Yohanes Joot yang masih ada ikatan darah dengan Yakobus Magos itu mengatakan, seluruh keluarga besar Golo Worok telah memiliki ikatan yang sangat dekat dengan keluarga Bupati Deno Kamelus.
Ia pun berkeyakinan bahwa tidak mungkin memutuskan hubungan kekeluargaan itu begitu saja. Malahan kata dia, situasi apapun yang dialami oleh Bupati Deno dan keluarga, maka keluarga besar Golo Worok adalah bagian dari situasi itu.
“Woko neki ca kami agu ase/kae gaku, toe manga oke agu keban le Morin pande di’a dite, hoo neng di’an wintuk dite. Ita koles lami ga, rasa’s lami. Landing woko pande ngaur nggo’o lata, am eme bae melaju kaku le rug wale ata situ, landing hoo ga tura lami, kudu puas kole ami, toe one mai amin tombo situ,” pungkas Yohanes.
(“Ketika kami bersatu dengan sanak dan saudara, Tuhan juga tidak tutup mata untuk seluruh kebaikan Pak Deno. Kami sudah melihat dan sudah merasakan. Tetapi ketika diadudomba seperti ini oleh orang lain, Andaikan saya bisa berbahasa maka saya akan jawab sendiri orang itu. Tetapi malam ini kami sampaikan dengan Pak Deno, agar kami juga puas omongan itu bukan dari kami”).
Yohanes mengaku sebenarnya dia enggan ikut menerima paket H2N.
Sebab saat dipanggil oleh orang yang diutus untuk menjaga rumah gendang untuk menyambut kehadiran H2N, dia menanyakan sikap dari kakaknya Yakobus Magus yang adalah tu’a gendang Wesang.
Dari situ dia tahu ada keengganan dari Yakobus Magus untuk menerima kehadiran H2N karena ikatan keluarga dengan Bupati Deno.
Tetapi untuk menghindari cerita buruk di luar di kampung lain, dia terpaksa melangkahi kakaknya untuk menerima kehadiran paket H2N.
“Landing toe teing hang, eme mai teing hang toe gorig gaku. Te can, toee gori gaku ceceng ngasang kae. Te suan, ai toe di adak ntaung weru dite beo ho’o. Wale de tim H2N ga, ata mai ba tombo kanang, hitu de manga one ranga gaku. Toe manga bantang sepakat hot neho one berita hitu,” jelasnya.
(“Tapi bukan untuk ritus adat teing hang, kalau datang untuk acara adat, saya tidak mau. Pertama, saya tidak mau melangkahi kakak saya. Kedua, kampung kita belum mengadakan acara adat tahun baru/penti. Tim H2N menjawab, hanya datang untuk omong saja. Makanya saya hadir dan tidak ada ada pembicaraan sepakat seperti dalam berita itu”).
Di Golo Worok sebenarnya ada dua rumah gendang. Selain gendang Wesang ada juga gendang Maras.
Dalam penuturan tokoh masyarakat yang menemui Bupati Deno, tim H2N mengunjungi kedua gendang tersebut.
Di gendang Wesang mereka hanya melaksanakan ritus adat reis dan wae lu’u ceki agu wura. Selanjutnya kegiatan dilaksanakan di gendang Maras.
Oleh karena itu saat menemui Bupati Deno hadir juga tokoh adat perwakilan gendang Maras yaitu Simon Wadut.
Dia menjelaskan, situasi waktu itu di rumah gendang belum selesai pembicaraan tim dan paket H2N tiba-tiba mati lampu. Karena itu maka beberapa warga yang sempat hadir langsung pulang dan tidak mengikuti acara selanjutnya.
“Mai nitu main ite ga, sisa weki ata lonto ga ata telu koes. Ise H2N ga lonto be sina mais, memang manga ata mai ruis kudut foto, lami koe toe bae ceing hia agu kudu cood foto situ liha, toe koe kole jelas, bingung ami kali hoo maksud,” kata Simon.
(“Dari situ sisa warga yang duduk hanya tiga orang. Mereka H2N duduk berseberangan, memang ada yang mendekat dan ambil foto kami juga tidak tahu siapa dia dan untuk apa foto itu diambil, dia juga tidak menjelaskannya. Kami bingung ternyata ini maksudnya”)
Bahkan Simon menjelaskan, uang yang diberikan oleh paket H2N saat itu totalnya Rp300.000 dengan rincian Rp200.000 untuk wae lu’u ceki agu wura (ritus adat untuk leluhur yang telah meninggal) dan Rp100.000 untuk pedeng reweng (ritus adat tinggalkan kesan baik).
Uang tersebut, kata Simon, saat ini masih disimpan baik di rumah gendang. Dia tidak mau mengganggunya.
Jika tim H2N perlu masih bisa mengambil kembali supaya dengan itu nama baik orang Golo Worok tidak dijual murah begitu saja.
“Ai kaget aku bo ite, kole duat wa mai uma, aok le weki ga, oh ngasang de hau ca one berita e, caro pencabutan status anak angkat. Kecewa taung sanggen weki dite pak bupati, hoo de maig ami, neka koe imbis lite tombo data situ,” tegasnya.
(“Karena saya tadi kaget pulang dari kebun ramai orang ngomong, Eh kau punya nama satu dalam berita. Sebut pencabutan status anak angkat. Semua keluarga kita kecewa Pak Bupati, kini kami datang. tolong jangan dipercaya omongan orang itu”)
Ada juga Yohanes Banggut merupakan tokoh masyarakat yang membawa acara tuak curu atau ritus adat penjemputan paket H2N dalam kunjungan ke Kampung Golo Worok.
Banggut membenarkan paket H2N di Kampung Golo Worok diterima dengan baik. Meski begitu, tidak ada perbincangan mengenai kesepakatan untuk pencabutan status anak angkat Bupati Deno, baik itu dengan paket H2N atau pun dengan wartawan.
“Ite ai toe bae kami jaong politik, landing ikut terus ami hoo pilih ite, pu’ung tahun 2005 danong ga. Toe manga tombo karang-karang soo. Aku hadir ai imbi le ase kae kudut tombo tuak curu, toe kudut bantang neho one berita hitu,” ujar Banggut.
(“Pak, kami tidak tahu ngomong politik tapi kami ikut terus dan kami pilih bapak sejak 2005. Tidak ada cerita karang-karang begini, saya hadir karena dipercaya oleh warga kampung untuk ritus adat tuak curu. Bukan kesepakatan seperti dalam berita itu”).
Tanggapan Bupati Deno
Menanggapi klarifikasi dan permohonan maaf dari orangtua angkatnya serta tokoh masyarakat Golo Worok, Bupati Deno menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu merasa bersalah.
Sebab setelah mendapatkan kiriman berita tersebut, Bupati Deno sudah meyakini bahwa itu adalah informasi bohong atau hoaks.
Namun demikian kehadiran mereka untuk menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf adalah bukti bahwa keluarga Golo Worok tidak mau tercerai-berai dan memiliki perasaan cinta terhadap dirinya sebagai bagian dari keluarga.
“Sebab saya tidak yakin, bapa mama dan seluruh keluarga di Golo Worok, yang sudah menjadi bagian dari keluarga saya membuat atau melakukan kesepakatan seperti itu. Karena saya dan mama Rino (Yeni Veronika) rasakan sama dengan yang ite (kamu) rasakan, bahwa ikatan kekeluargaan kita sudah sangat dekat. Saya tidak terganggu dan saya bersyukur atas kehadiran bahwa pada malam hari ini,” kata Deno.
Calon Bupati yang berpasangan dengan Victor Madur itu menjelaskan, akhir-akhir ini memang kerap sekali muncul berita yang cenderung memprovokasi atau mengadu domba masyarakat.
Tujuannya satu yaitu untuk menjatuhkan kredibilitas dan elektabilitas paket Deno-Madur.
“Tantangan kita sebenarnya adalah itu yakni melawan berita bohong dan juga menjaga kekeluargaan agar tidak terpengaruh sama adu domba yang dilakukan pihak tertentu. Setiap hari masyarakat diadudomba, misalnya sebut saya ditolak padahal tidak ditolak, ini kan bahaya,” kata Deno.
Deno pun menyayangkan orang yang menuliskan berita bohong atau yang mengambil sumber tanpa dikonfirmasi itu.
Untuk menang politik kata dia, tidak perlu untuk menipu orang atau mengklaim dukungan orang lain, sebab masyarakat saat ini cerdas.
“Untuk apa kita menipu, kasihan juga masyarakat, ngomong jujur sesuai dengan keadaan dan biarkan masyarakat yang menilai. Tetapi soal berita atau berkaitan dengan masalah ini, saya serahkan sepenuhnya kepada ite (kita) semua. Lakukan baiknya seperti apa. Tetapi pesan saya jangan sampai terprovokasi. Saya sangat tahu kati dari seluruh keluarga besar Golo Worok,” tandas Ketua DPD PAN Kabupaten Manggarai itu.
Suasana kekeluargaan sangat tampak antara Bupati Deno dan keluarga bersama dengan tokoh adat dan masyarakat Golo Worok, saat Bupati Deno memeluk mereka satu persatu. (VoN)