Ende, Vox NTT-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ende telah merencanakan mengelola sampah menjadi sumber energi baru. Sampah bisa dijadikan bahan bakar rumah tangga maupun untuk kepentingan energi kelistrikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ende Abdul Haris Madjid menuturkan, pihaknya menggandeng organisasi non pemerintah Comestoarra.com mengolah sampah domestik menjadi sumber energi terbarukan.
Upaya ini dilakukan DLH dalam rangka menekan peningkatan sampah yang disebut lebih dari 30 ton penghasilan sampah per hari.
Ia menyatakan program pengurangan sampah untuk wilayah Kabupaten Ende sedianya sudah tertera dalam kebijakan dan strategi daerah (Jakstrada). Kebijakan ini disinkronisasi dengan program Comestoarra.com dengan harapan dapat menjadi inovasi baru bagi masyarakat Kabupaten Ende.
“Kerja sama dengan mereka (NGO Comestoarra) itu melalui metode Tehnologi Olah Sampah di Tempatnya atau biasa disebut metode TOSS. Jadi kita masih uji coba,” kata Haris saat demonstrasi pengolahan sampah menjadi pelet sebagai bahan bakar kompor rumah tangga di kawasan PLTD Mautapaga Ende, Rabu (11/11/2020) pagi.
Haris menambahkan target utama pemerintah daerah adalah menyolusikan permasalahan sampah dan merubahnya menjadi pelet TOSS.
Selanjutnya pelet TOSS tersebut dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan baku energi untuk kebutuhan rumah tangga. Jika ada wilayah yang belum memiliki listrik, pelet TOSS juga dapat dikonversi menjadi listrik kerakyatan.
Sementara CEO startup company comestoarra.com Arief Noerhidayat menyatakan program TOSS sudah banyak diimplementasikan di sejumlah kota dan kabupaten di Tanah Air.
Namun, TOSS di Kabupaten Ende memiliki keistimewaan karena jenis sampahnya didominasi oleh residu biomassa (daun, ranting pohon, rumput, limbah pertanian dan pertamanan).
“Berdasarkan observasi dan hasil wawancara masyarakat di Kabupaten Ende masih bergantung pada minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi untuk kebutuhan rumah tangga. Padahal dengan potensi sampah biomassa yang cukup besar, masyarakat Kabupaten Ende mampu memproduksi pelet secara bergotong royong,”t utur Arief.
Arief menekankan bahwa keistimewaan lain dari TOSS di Kabupaten Ende adalah memiliki PLTU Ropa. Pelet TOSS ini kemudian dapat berkontribusi pada program Co-firing PT PLN (Persero).
“Kabupaten Ende adalah tersedianya bahan baku sampah biomassa yang melimpah jadi kita bisa menjual ini pengganti batu bara. Ekonomi masyarakat juga akan berjalan seiring,” tutur Arif.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba