Ruteng, VoxNtt.com-Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Benny K Harman (BKH) menyerahkan bantuan benang kepada 103 orang warga penenun di Desa Ruang, Kecamatan Satar Mese Utara Kabupaten Manggarai, NTT, Senin (30/11/20).
Pemberian bantuan benang itu diberikan setelah menyelesaikan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Dalam kesempatan itu, BKH juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga masyarakat desa Ruang karena telah mendukung hingga mengantarnya menjadi anggota DPR RI selama 4 periode.
“Saya sudah menjadi anggota DPR RI selama 4 periode. Mulai dari tahun 2004 hingga sekarang. Terima kasih banyak atas dukungannya,” ujar BKH.
Ketua Fraksi Demokrat MPR RI ini juga menyampaikan bahwa pada kesempatan sebelumnya, ia telah mendistribusikan bantuan berupa beras. Bantuan itu diperuntukkan bagi masyarakat terdampak COVID-19.
“Kami kali ini datang untuk bertemu dan menyapa bapak ibu semua. Kemarin saya mengunjungi 3 kampung di Poco Ranaka. Saya tahu bahwa banyak dari bapak ibu yang terkena dampak COVID-19 maka saya waktu itu datang memberikan bantuan beras. Tidak hanya di tiga Manggarai tetapi juga di Lembata dan Kalabahi,” kata BKH.
Namun setelah BKH mendistribusikan bantuan beras, ia juga mendapat usulan dari masyarakat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan benang untuk tenun.
“Makanya sejak tahun lalu saya sudah mulai membeli benang untuk membantu. Maka kali ini saya memberikan bantuan benang. Mudah-mudahan nanti bisa dipakai dengan baik,” tambahnya.
BKH menegaskan bantuan tersebut datang dengan niat yang tulus untuk mendukung industri rumah tangga yang sudah diwariskan secara turun temurun. Ia berharap melalui bantuan tersebut, ibu-ibu penenun dapat lebih semangat lagi dalam menjaga warisan budaya serta menjadikan usaha mereka sebagai pendulang rupiah.
“Yang penting, bantuan ini jangan disalahgunakan,” ujar BKH.
Petronela Lina, salah satu warga Desa Ruang yang juga penerima bantuan benang mengucapkan terima kasih kepada Pak BKH.
Ia mengungkapkan bahwa desa Ruang adalah desa penghasil tenun. Banyak ibu-ibu di desa tersebut yang berprofesi sebagai penenun.
Untuk itu, ia berharap agar bantuan itu tidak hanya berhenti di tahun ini tetapi juga di tahun-tahun selanjutnya.
“Ngaji dami ite, neka koe dopo one ntaung ho’o bantuan dite so’o,” tutupnya.
Penulis: Ignas Padur
Editor: Irvan K