Waibakul, VoxNtt.com-Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) siap meresmikan program Food Estate atau lumbung pangan nasional di Desa Makatakiri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Jumat (8/01/2021).
Peluncuran program ini akan ditandai dengan menanam padi di lokasi program yang dipimpin Menpan Limpo sendiri.
Mentan Limpo juga dikabarkan akan meluncurkan program IP 400 dan Integrated Farming System (IFS) atau Sistem Pertanian Terpadu (SPT) serta menggelar demo penggunaan alsintan menggunakan sistem mekanisasi.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu kepada media saat bersama tim Protokoler Kementan RI memantau persiapan di lokasi Food Estate, Rabu (6/1/2021) menyampaikan, masyarakat Sumba Tengah menyambut program ini dengan gembira.
Ia bahkan menyebut program itu sebagai berkat yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Sumba Tengah di masa yang akan datang. Karena itu, mewakili masyarakat Sumba Tengah Ia menyampaikan rasa syukurnya kepada Menpan Limpo.
“Atas nama seluruh masyarakat Sumba Tengah, kami menyampaikan terima kasih berlimpah untuk Bapak Menteri Pertanian RI, yang telah membantu kami melalui program Food Estate, IP 400 dan Integrated Farming System,” Ungkap Bupati Paulus.
Kabupaten itu memang tengah gencar memajukan sektor Pertanian sebagai program unggulan. Untuk mendukung kemajuan program tersebut, Pemda kini tengah menggarap 10 ribu hektare lahan yang telah disiapkan.
“Ada 5000 hektare yang sudah digarap untuk mendukung Foof Estate. 3000 hektare untuk padi sawah dan 2000 hektare untuk jagung,” sebut Bupati Paulus.
Bupati Paulus menjelaskan, seluruh lahan yang digarap untuk pemenuhan program ini merupakan milik masyarakat. Sementara alsintan, benih, pupuk dan fasilitas dengan sistem mekanisasi pertanian disiapkan oleh Kementrian Pertanian.
“Bahkan untuk penyemprotan Septisida menggunakan dround yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Jadi semprot langsung dari udara. Kami juga mendapatkan Ombain atau mesin panen yang merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi yang dijadikan satu rangkaian operasi, ini luar biasa,” tandas Mantan Kepala Inspektorat NTT ini.
Sebelumnya, 21/12/2020, Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Kementerian Pertanian RI, Amiruddin Pohan sebagai penanggung jawab Food Estate Sumba Tengah mendatangi lokasi untuk peresmian benih IP 400 di Desa Umbu Langang, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah.
Menurut Amiruddin, Food Estate dan IP 400 atau Indeks Pertanaman (IP) Padi 400, merupakan pilihan menjanjikan guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas irigasi dan pembukaan lahan baru.
“Konsepnya adalah dalam satu tahun di hamparan sawah yang memiliki irigasi sepanjang tahun, dapat ditanami padi selama empat kali,” ujar Amiruddin.
Mempermudah pelaksanaan IP 400 ini, pihaknya telah melengkapi teknologi penunjang.
“Saya minta agar Litbang membantu untuk kawal. Dalam IP 400 ini yang paling penting adalah penggunaan faritas dengan umur yang pendek, sehingga 365 hari dalam setahun sudah dibagi, musim tanam satu di bawah 100 hari, dan kemudian nanti sebelum kita panen di 100 hari, dua Minggu sebelumnya sekitar 80-85 hari kita sudah melakukan tabur benih, sehingga ketika panen yang nantinya menggunakan alat panen yang masuk ke sawah, keluar dalam bentuk padi di karung kemudian masuk di pengeringan dan alat pengeringan disiapkan nanti. Begitu panen, hari ke-100, kita punya waktu satu Minggu harus dengan tindakan persemaian padi di lahan tersebut untuk musim tanam ke-2, begitu terus, berkelanjutan,” jelasnya.
Amiruddin menjelaskan, IP 400 diterapkan untuk meningatkan produksi pertanian tanpa harus membuka lahan baru.
“Jadi kalau kita bisa menerapkan IP 400, maka sama dengan kita menanam di lahan 100 Ha. Padahal selama ini hanya ada di 25 Ha satu kali tanam. Jadi, ada tambahan 75 Ha. Kalau kita menerapkan IP 400 sama dengan kita tanam di 100 ha,” sebutnya.
Tak Cuma itu, Kementan RI juga telah menurunkan satu program baru yakni, Integrated Farming System (IFS) atau Sistem Pertanian Terpadu (SPT). Hal itu diakui Amiruddin karena melihat semangat kerja masyarakat Sumba Tengah yang dipimpin langsung Bupati Paulus S. K. Limu yang berhasil menggerakkan seluruh komponen masyarakat terlibat.
“Artinya ada beberpa komoditas yang kita usahakan di sini dan itu saling berintegarasi dan berhubugan satu sama lain. Di sini, komoditi dasarnya padi dan jagung, kemudian dari Perikanan dibantu juga beberapa jenis ikan lele, dan nila. Serta dari Direktorat Peternakan bakal bantu sapi dan itik, serta dari Perkebunan. Supaya indah, maka dikasih kelapa dan jeruk. Dan itu ada di Food Estate tahun ini dan tahun depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan keterpaduan beragam komoditi itu, maka masing-masing komoditi saling berkaitan.
“Dalam 20 Ha lahan ada sapi, pupuk dari sapi masuk ke sawah, pupuk dari ikan masuk ke sawah, kotoran itik masuk di kolam ikan, dan semuanya saling terintegrasi,” katanya.
Pada kesempatan itu, hadir Wakil Bupati Sumba Tengah, Daniel Landa, Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah, Tagela Ibi Sola, Kadis Pertanian Sumba Tengah, Umbu K. Pari, SP dan para asisten dan pimpinan OPD Kabupaten Sumba Tengah. (VoN)