Borong, Vox NTT-Sius, warga Dusun Rende, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur kini ditahan oleh Kejaksaan Negeri Manggarai.
Kasus yang menimpa Sius bermula dari laporan RJ, warga asal Kisol, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba ke Polsek Waelengga pada 23 Mei 2020 lalu.
Selain Sius, dua warga Rende lain yang dilaporkan RJ adalah Venansius Apolo, Sebastianus Batu. Ketiganya dikabarkan sebagai pemilik tanah Lingko Bukit Lando di Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba.
Ketiganya dilaporkan RJ dengan tuduhan penganiayaan.
Menurut Sebastianus Batu, laporan itu merupakan buntut dari mereka mengusir RJ yang sedang berkebun di tanah milik Venansius Apolo di Bukit Lando pada 23 Mei 2020 lalu.
Kala itu, kata dia, mereka bertiga hendak membersihkan kebun. Saat bersamaan, mereka melihat RJ dan istrinya, serta satu orang pekerja bayaran sedang membersihkan rumput di tanah milik Venansius Apolo, yang adalah adik Sebastianus Batu.
“Kami lalu usir. Memang sempat adu mulut, istri RJ dan pekerja itu lari, sedangkan RJ masih bertahan. Setelah saya marah-marah lalu dia pergi,” ujar Sebastianus kepada VoxNtt.com pada 11 November 2020 malam lalu.
Ketiganya tidak membayangkan bahwa RJ melaporkan ke Polsek Waelengga setelah kejadian tersebut. Laporannya bernomor LP NP -08-5/2020 NTT -Reskrim Manggarai Kota Komba tertanggal 23 Mei 2020 dengan delik aduan penganiayaan.
Sebastianus kemudian menemukan keanehan atas surat panggilan menghadap pihak Polsek Waelengga pada Senin, 8 Mei 2020. Sedangkan kop surat, kata dia, tertanggal 23 Mei 2020.
“Aneh sekali. Lalu laporan itu menyebut kami melakukan penganiayaan, sedangkan kami usir RJ karena masuk dan bersihkan lahan yang bukan miliknya. Waktu pembagian tanah lodok itu namanya tidak ada,” ujar Sebastianus.
Karena merasa takut berurusan dengan polisi, Sebastianus, Venansius Apolo dan Sius kemudian menghadap Polsek Waelengga untuk memberikan keterangan.
“Kami menghadap lalu menceritakan kejadian yang sesuai dengan fakta. Dia (RJ) laporkan penganiayaan. Kami berani sumpah waktu itu hanya mengusirnya dan adu mulut itu pun kami berjarak puluhan meter. Bagaimana mungkin kami menganiaya dia,” tegas Sebastianus.
Ditahan Jaksa Diduga Tanpa Kejelasan
Kasus tersebut terus berlanjut. Kini, Sius masih berstatus tahanan Kejari Manggarai.
Hironimus, kerabat Sius kepada VoxNtt.com, Senin (01/02/2021) malam, mengisahkan pada 08 Januari 2021 lalu, Sius dan Venansius diajak oleh Kanit Reskrim Polsek Waelengga Simson Bang untuk pergi ke Ruteng. Ajakan itu melalui sambungan seluler.
“Pak Simson katanya telepon sama- sama dengan dia ke Ruteng. Sius dan Venansius pakai motor dari kampung sini. Lalu motor mereka simpan di Kisol dan pakai mobil Pak Simson ke Ruteng,” kata Hironimus.
Pada 10 Januari 2021 pukul 01.00 Wita, Venansius tiba di Kampung Rende dengan perasaan takut.
Hironimus mengisahkan, kegelisahan Venansius karena Sius yang sama-sama berangkat ke Ruteng menjadi tahanan Kejari Manggarai.
“Vinsen (Venansius) cerita pas orang kejaksaan tanya Sius jawab lagi sakit. Makanya dikarantina,” ujarnya.
Ayah Sius, Sebastianus Batu mengaku anaknya menjadi tahanan Kejari Manggarai selama 23 hari.
“Saya juga tidak tahu alasannya. Tidak ada surat panggilan atau apa. Tiba-tiba jadi tahanan. Katanya waktu itu mau pergi pesiar ke Ruteng diajak Pak Simson,” kata Sebastianus.
Kanit Reskrim Polsek Waelengga Simson Bang dikonfirmasi VoxNtt.com, Senin malam, membenarkan Sius memang menjadi tahanan Kejari Manggarai.
Ia juga tidak memberikan jawaban terkait jangka waktu yang melebihi 20 hari itu.
“Dia tahan jaksa dengan kasus penganiayaan,” katanya.
“Memang seharusnya 20 hari. Mereka tidak konfirmasi dengan saya apakah ada sidang atau tidak,” sambungnya.
Hingga kini, Sebastianus selaku ayah Sius masih gelisah. Sementara itu, VoxNtt.com belum berhasil mengkonfirmasi pihak Kejari Manggarai perihal penahanan Sius.
Meninggal Dunia
Seminggu setelah kejadian penahanan atas Sius, tepatnya pada 16 Januari 2021, nahas menimpa Venansius Apolo. Ia meninggal dunia secara mendadak. Menurut keluarganya tidak ada sakit yang diderita Venansius selama ini.
“Pulang sore dari kebun tiba-tiba mendadak sakit dan meninggal pada saat dibawa ke Puskesmas Borong,” timpal Adel, istri Hironimus.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba