Kupang, Vox NTT-Sebagian besar area Pasar Oeba, Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang masih digenangi air sebatas betis orang dewasa, Selasa (06/04/2021) pagi.
Separuh tempat jualan warga belum terpasang usai badai siklon tropis Seroja menghantam Provinsi NTT Minggu (04/04) hingga Senin (05/04) dini hari kemarin. Pembeli masih kesulitan belanja kebutuhan pokok seperti sayuran.
Sebagian air, meluap menutupi badan jalan dari dalam saluran got. Air merembes dan menggenangi jalan. Apalagi, sebagian jalan di pasar yang biasanya ramai itu belum diaspal.
Tidak hanya pasar, sejumlah mesin ATM di berbagai tempat belum bisa dipakai karena masalah jaringan.
Antrean panjang di berbagai SPBU hingga kondisi listrik yang hingga Selasa (06/04) masih belum bisa dinyalakan oleh pihak PLN karena masih banyak kabel listrik yang ditimbun pohon-pohon yang tumbang akibat hujan dan badai.
Rumah-rumah warga, perkantoran hingga gedung-gedung pusat perbelanjaan terlihat sebagian atap bolong karena sengnya tertiup badai.
Tidak luput Kantor Gubernur NTT juga, bagian atap terlihat bolong karena diterpa badai.
Pelajaran
Badai tropis Seroja, pertama kali terjadi di NTT. Sebelumnya badai ini menjadi makanan tahunan bagi warga di Australia.
Kondisi paling parah di NTT, sebetulnya terjadi di Kabupaten Lembata, Flores Timur, Malaka dan Sumba Timur.
Beberapa jembatan putus, rumah tergenang, bahkan puluhan korban jiwa manusia melayang.
Di Kupang, banjir bandang tidak terlalu terasa karena kondisi fisik alam dataran tinggi. Banjir terjadi di daerah pesisir pantai, seperti Oesapa, Oeba, Kelapa Lima, Pasir Panjang dan Lasiana.
Banjir yang terjadi di wilayah padat penduduk di dataran tinggi Kota Kupang, terjadi karena air meluap dari selokan.
Irigasi air melalui selokan ditutupi sampah. Sebab itu, air keluar ke badan jalan dan rumah penduduk.
Badai Siklon Tropis Seroja, seyogyanya memberi pelajaran kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Sampah- sampah yang menutupi saluran got membuat air macet dan keluar ke badan jalan. Tertib mengelola tempat pembuangan sampah harus dimulai dari masyarakat.
Menyiapkan tempat khusus pembuangan sampah untuk selanjutnya oleh pemerintah melalui dinas kebersihan lingkungan, sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Catatan Jurnalis VoxNtt.com Ronis Natom