Bajawa, Vox NTT- Angin kencang yang menerjang Kabupaten Ngada sejak Minggu, 4 April 2021, menyebabkan aktivitas warga setempat lumpuh total. Hal itu karena akses transportasi dari dan menuju Kota Bajawa putus.
Kondisi ini diperparah dengan ketiadaan akses komunikasi serta terputusnya aliran listrik karena tertimpa pohon.
Berdasarkan laporan BPBD Ngada, angin kencang yang terjadi merupakan fenomena alam yang ditimbulkan dari badai siklon tropis Seroja.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngada Benny Soro Djawa menjelaskan, badai siklon tropis Seroja di wilayah NTT disebabkan oleh perkumpulan awan hujan yang terbentuk di sekitaran Laut Sawu, bagian selatan Pulau Flores.
Badai ini kemudian bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 85 KM/jam menuju arah barat dan barat daya Samudra Hindia.
Ini adalah bencana terparah yang terjadi di wilayah Kabupaten Ngada selama hampir 48 tahun terakhir.
Leonardus Wale Adhi, pria sepuh asal Kecamatan Soa mengatakan, bencana alam angin kencang terburuk terakhir terjadi pada senin 3 April 1973.
Berdasarkan data BPBD Ngada, sejak badai menerjang wilayah Ngada, baru satu orang korban dilaporkan mengalami luka berat. Belum ada korban meninggal dunia.
“Terkait jumlah pasti total kerusakan, BPBD masih terus melakukan pendataan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ngada, Watu Aloisius, Selasa (06/04/2021).
Diperkirakan, badai siklon tropis Seroja masih akan terus terjadi sampai tanggal 9 April 2021. Badai ini diprediksi sedang menuju wilayah barat di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat.
Saat ini, BPBD Ngada telah mengerahkan 20 orang personel yang terdiri dari Taruna Siaga Bencana (tagana) dan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pembersihan lokasi agar aktivitas terutama akses transportasi warga bisa kembali normal.
Pada Minggu, 4 April 2021, angin kencang mulai bertiup dari arah barat menuju arah tenggara. Di Laut Flores juga meluluhlantakkan pepohonan hingga menimpa perumahan warga.
Pepohonan juga menimpa jaringan listrik dan menutup akses transportasi.
Angin kencang juga turut mengganggu khusyuknya perayaan pekan suci masa pra Paskah hingga memasuki masa Paskah.
Di Kapela Stasi Loa, Rayon 4 Paroki Soa, perayaan misa Paskah juga sempat terganggu ketika angin kencang menggondol tenda yang disiapkan untuk ibadah umat.
Angin juga menumbangkan pohon mangga dan menimpa seorang biarawati yang sedang memberikan sakramen ekaristi.
Berdasarkan pantauan VoxNtt.com, warga berhamburan keluar dari rumah dan memilih berkumpul di tanah lapang karena khawatir tertimpa pohon.
Situasi makin mencekam pada malam hari. Kegelapan benar-benar menyelimuti seluruh wilayah Kecamatan Soa dan hampir seluruh Ngada akibat terputusnya aliran listrik.
Manager ULP Bajawa Firmawan Jayusman kepada VoxNtt.com, Selasa (06/04/2021), menyebut saat ini hanya wilayah Kota Bajawa yang telah dialiri aliran listrik. Sedangkan wilayah utama seperti Kecamatan Aimere dan Kecamatan Soa masih dalam upaya perbaikan karena mengalami kerusakan jaringan yang cukup parah.
Dari 337 gardu di wilayah ULP Bajawa dan Nagekeo, dilaporkan hanya 176 gardu yang masih berfungsi. Sedangkan 161 sisanya mengalami kerusakan parah.
Karena ketiadaan listrik, pasokan listrik di setiap menara telekomunikasi milik PT Telkomsel Indonesia di Kabupaten Ngada juga dihentikan.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba